NBA

Termasuk LeBron James, Pebasket NBA Ramai-ramai Sindir Donald Trump

Senin, 14 Agustus 2017 20:01 WIB
Editor: Arum Kusuma Dewi
© Joe Robbins/Getty Images
Pebasket Cleveland Cavaliers, LeBron James. Copyright: © Joe Robbins/Getty Images
Pebasket Cleveland Cavaliers, LeBron James.

Amerika Serikat sempat memanas saat unjuk rasa bertajuk "Unite the Right" berujung kericuhan di Charlottesville, Virginia pada Sabtu (12/08/17). Dalam aksi pendukung supremasi kulit putih tersebut, massa yang pro dan kontra bentrok.

Lalu, sekitar pukul 1 siang waktu setempat, sebuah mobil menyeruduk kerumunan massa dan menewaskan satu orang wanita serta 34 luka-luka. Presiden Donald Trump lalu angkat bicara, mengutuk kejadian tersebut sebagai "pertunjukan mengerikan dari kebencian, kefanatikan, dan kekerasan di banyak sisi".

© INDOSPORT
Aksi di Charlottesville. Copyright: INDOSPORTAksi di Charlottesville yang berujung kericuhan.

Namun media AS, seperti The New York Times, mengutip kubu Partai Republik sebagai basis pendukung Trump, mengecam sang presiden yang seolah diam dan tak menyalahkan para pendukung supremasi kulit putih atau sejumlah massa yang dianggap sebagai neo-Nazi sebagai pemicu kerusuhan. Oleh karena ini, sejumlah pebasket NBA pun menumpahkan kekesalannya melalui akun Twitter.

Salah satunya adalah pemain Cleveland Cavaliers, LeBron James. Ia menyindir Trump yang memenangkan Pilpres AS 2016 dengan slogan Make America Great Again.

"Sangat menyedihkan apa yang terjadi di Charlottesville. Inikah arah tujuan negara kita? Buat Amerika Hebat Lagi, ya? Dia bilang begitu," cuit LeBron kepada 37,5 juta pengikutnya di Twitter.

© vox.com
Aksi supremasi kulit putih di Charlottesville. Copyright: vox.comAksi supremasi kulit putih di Charlottesville.

Simpati juga dilayangkan oleh pebasket NBA keturunan Asia, Jeremy Lin. "#Charlottesville membuat saya muak. Dunia macam apa yang kita tinggali saat ini?"

Begitu pula dengan kritikan yang datang dari Enes Kanter, power forward Oklahoma City Thunder yang berasal dari Turki. Ia sebelumnya dikenal sering melayangkan kritikan tajam terhadap Presiden Turki, Reccep Tayyip Erdogan.

"Diamnya Anda membuat Nazi seolah normal. Bukankah itu juga membuat Anda sebagai bagian dari mereka?"