Atlet Jabar Berpeluang Hengkang Bela Provinsi Lain Akibat Bonus Tak Sesuai Janji

Selasa, 15 November 2016 20:08 WIB
Kontributor: Ginanjar | Editor: Ramadhan
 Copyright:

Padahal sebelum penyelenggaraan PON XIX/2016 dimulai, tersiar kabar bahwa pemerintah Provinsi Jawa Barat melalui Gubernurnya, Ahmad Heryawan akan memberikan bonus yang lebih besar dibandingkan provinsi lain. Nilainya berkisar Rp250-300 juta.

Namun, pada kenyataannya, bonus bagi peraih medali emas hanya akan diberikan senilai Rp200 juta dengan alasan adanya aturan Kemenpora terkait bonus atlet PON yang tidak boleh melebihi bonus atlet SEA Games.

Pelatih cabang olahraga Taekwondo Jawa Barat, Muklis Ba Alwi mengatakan bukan tidak mungkin para atletnya singgah dan hengkang ke provinsi lain, menyusul bonus yang didapatkan tidak sesuai harapan.

Ia pun tak bisa berbuat banyak apalagi mempertahankan para atletnya tersebut terlebih kasus yang dialami terkait finansial.

Tim bulutangkis beregu putri Jawa Barat di ajang PON Jabar 2016.

“Saya mewakili teman-teman mungkin bisa dibilang kecewa. Tapi mau gimana lagi karena apa yang dijanjikan diawal tidak bisa terealisasi,” ujar Muklis Ba Alwi saat ditemui di Sekretariat KONI Jabar Pajajaran Bandung, Selasa (15/11/16).

“Padahal bisa dibilang kita sudah habis-habisan dengan melebihi target yakni mencapai 12 medali emas,” tandasnya.

“Kemungkinan atlet untuk pindah ke provinsi lain pasti ada. Dari hati kecil atlet mungkin ada kemungkinan seperti itu,” ujarnya.

“Kecewa buat kami pasti, karena mereka sudah kita latih disini (Jabar) dan bukan besar di provinsi lain. Jadi ketika atlet memutuskan pindah kita tidak bisa berbuat banyak,” tambahnya.


Tim sepakbola Jawa Barat di ajang PON Jabar 2016.

Hal senada diungkapkan Ketua I Pengurus Provinsi (Pengprov) Federasi Panjat Tebing Indonesia (FPTI) Jawa Barat, Iwan Darmawan. Menurutnya cukup sulit untuk mengobati luka yang telah dialami para atletnya ini.

“Kita nggak bisa menghalangi karena kita juga memaklumi walaupun target kita di PON tidak tercapai. Kita akan tetap lakukan upaya secara persuasif. Tapi itu juga fifty-fifty,” kata Iwan.