Peraih Emas PON Ungkap Kopi Bisa 'Berubah' jadi Doping

Sabtu, 14 Januari 2017 22:38 WIB
Penulis: Petrus Manus Da' Yerimon | Editor: Gema Trisna Yudha
 Copyright:

Hasil pemeriksaan di National Dope Testing Laboratory, India, menyatakan bahwa ada 14 atlet Indonesia yang berpartisipasi pada Pekan Olahraga Nasional XIX dan Pekan Paralimpik Nasional (Peparnas) XV 2016 lalu, positif menggunakan doping. 14 orang tersebut terdiri dari 12 orang atlet PON dan 2 orang atlet Peparnas.

Hal tersebut pun membuat salah satu jagoan di lintasan lari nasional, Iswandi angkat bicara. Ia menjelaskan bahwa dirinya juga sudah menjani tes doping sebagai bagian persiapan sebelum turun di ajang SEA Games 2017, Kuala Lumpur, Malaysia.

Ada fakta menarik yang diungkapkan Iswandi, bahwa minuman yang kerap ditemui dan dikonsumsi, yakni kopi, ternyata bisa menjadi bagian dari zat terlarang atau doping.

Doping tak cuma bisa didapat dari obat-obatan sebab kopi juga mengandung zat yang dapat dijadikan doping.

“Iya sudah tes juga doping, paling tes urin sama ambil darah,” ujarnya saat dihubungi INDOSPORT.

“Ada banyak obat jenis doping kayak obat flu, maag, antibiotik gitu, termasuk minum kopi juga bisa berubah jadi doping,” jelas peraih medali emas PON 2012 dan juga medali perunggu pada PON XIX 2016 lalu tersebut.
 
Minuman kopi masuk kategori stimulan doping kafein dan bisa meneruskan energi tambahan yang diinginkan atlet. Menurut penelitian yang dipimpin oleh Rob James, peneliti di bidang ilmu olahraga dan biomolekuler di Universitas Coventry, Inggris, kafein dosis tinggi bisa menambah kekuatan otot.

Penelitian itu juga menemukan bahwa kafein bisa meningkatkan daya tahan untuk melepaskan tenaga ‘sub-maximal’ yang terjadi selama aktivitas seperti lari jarak jauh, sepak bola, atau tenis, yang mengharuskan atlet memperpanjang energi di bawah kapasitas penuh mereka.