Mengenal Sindrom Triad Atlet Wanita, Masalah Besar yang Diam-diam Mengancam

Selasa, 18 April 2017 16:27 WIB
Editor: Arum Kusuma Dewi
 Copyright:

Dalam dunia olahraga, ada masalah kesehatan yang diam-diam mengincar para atlet kaum hawa, yakni sindrom yang sering disebut dengan female athlete triad atau triad atlet wanita. Sayangnya tingkat kesadaran dan upaya pencegahan, baik di masyarakat umum dan kalangan atlet pun, masih belum gencar dilakukan.

Triad atlet wanita ini sendiri terdiri dari tiga masalah kesehatan yang sering dialami kaum hawa yang aktif berolahraga, yakni gangguan makan, tingkat kepadatan tulang yang rendah, dan amenorrhea, yakni ketidakteraturan atau tidak ada sama sekali siklus menstruasi.

Padahal ketiga masalah ini akan saling memengaruhi bila salah satunya terjadi. Estrogen yang dilepaskan saat menstruasi diperlukan untuk membangun tulang yang kokoh dan asupan kalori yang memadai diperlukan tubuh untuk menstruasi.

Hal ini seperti yang dijelaskan oleh Dr. Kathryn Ackerman, Direktur Medis Program Atlet Wanita di Rumah Sakit Anak Boston, Amerika Serikat, yang diwawancarai oleh Vice Sports. Ia menyatakan, norma sosial yang mengharuskan wanita tampil cantik, juga menjadi salah satu penyebab triad atlet wanita ini terjadi.

"Ada tekanan besar bagi para atlet wanita, yakni tak hanya jadi atlet sukses tetapi juga terlihat menarik saat berolahraga dan masuk ke dalam stereotip yang tak harus dicapai oleh atlet pria. Apalagi di dunia atlet wanita, tak ada yang benar-benar menghasilkan uang sangat banyak," tutur Ackerman.

© INTERNET
Ilustrasi atlet lari Copyright: INTERNETIlustrasi atlet lari.

"Sangat sering Anda melihat para wanita yang membatasi makan. Mereka sangat ramping. Awalnya, mereka bisa meraih peningkatan performa dan sementara bisa menjadi wanita tercepat di tim. Namun beberapa lama kemudian, mereka bisa mengalami insiden atau cedera, bahkan sebelum sadar itu menimpa mereka," jelas Ackerman.

Maka sebagai salah satu upaya pencegahan, Ackerman menyarankan para orang tua dan pendidik untuk membagikan pengetahuan ini kepada para perempuan muda sedini mungkin. Kuncinya, sangat penting untuk memastikan bahwa para perempuan mulai pubertas pada usia yang tepat.

Di dunia olahraga sendiri, Ackerman menyarankan untuk para pelatih, termasuk pelatih pria yang mungkin segan, untuk menanyakan kondisi para atletnya. Bila ada perubahan kondisi apa pun, sebaiknya diperiksakan ke dokter untuk mencegah terjadinya masalah kesehatan yang serius.