Taman Skateboard Jadi "Pelarian" Para Pengungsi Suriah dan Palestina

Rabu, 5 Juli 2017 21:29 WIB
Editor: Arum Kusuma Dewi
© Alisa Reznick/Al Jazeera
Ahmad Rayen, salah satu pengungsi dari Suriah. Copyright: © Alisa Reznick/Al Jazeera
Ahmad Rayen, salah satu pengungsi dari Suriah.

Yordania membangun taman skateboard pertamanya di Kota Amman, bernama 7Hill Park. Uniknya, taman ini menjadi "tempat pelarian" bagi para pengungsi negara-negara konflik seperti Suriah dan Palestina. Pertama kali dibuka pada 2015, taman ini menjadi hiburan dan tempat aman bagi para pengungsi ini.

Komunitas 7Hill yang berisi para relawan lokal dan internasional, sempat menggalang dana hingga mendapat 25 ribu dolar AS, atau sekitar 335 juta rupiah untuk mengelola taman ini. Mereka pun membuka beberapa kelas untuk kursus skateboard.

© Alisa Reznick/Al Jazeera
Taman skateboard di Yordania. Copyright: Alisa Reznick/Al JazeeraTaman skateboard di Yordania.

"Di Suriah, saya tak bisa keluar untuk bermain karena perang. Tapi di Amman saya bisa menikmati waktu, keluar larut malam, dan punya teman-teman baru di taman skateboard, tutur Ahmed Rayed, bocah pengungsi sembilan tahun, kepada Al Jazeera.

Baca Juga

"Kami baru saja meluncurkan program skateboard beberapa bulan lalu. Apa yang kami lakukan sekarang adalah memberikan pelajaran kepada empat kelompok berbeda. Kami bekerja sama dengan beberapa anak Palestina dari Jerash, kami bekerja sama dengan komunitas Sudan, Suriah, serta Irak. Kami juga bekerja sama dengan komunitas lokal," tutur Mohammad Zakaria, salah satu pendiri komunitas 7Hill.

"Banyak para orang tua yang bergabung kelas skateboard karena terasa seperti piknik di taman untuk keluarga. Terutama untuk pengungsi dari Sudan karena tak banyak yang bisa dilakukan untuk anggota mereka," tambahnya.

© Alisa Reznick/Al Jazeera
Taman skateboard di Yordania. Copyright: Alisa Reznick/Al JazeeraTak hanya dipenuhi anak laki-laki, beberapa anak perempuan juga tertarik belajar bermain skateboard.

Para relawan ini, yang salah satunya berasal dari Inggris, membantu pembangunan taman ini, memberi pelajaran, hingga mengadakan beberapa kompetisi skateboard.