SEA Games 2017

Kata Pemerintah soal Masalah Akomodasi Atlet Peraih Emas

Kamis, 31 Agustus 2017 12:50 WIB
Editor: Ramadhan
© Grafis: Eli Suhaeli/INDOSPORT
Eki Febri Ekawati, berhasil sumbang medali emas di cabor tolak peluru di SEA Games 2017. Copyright: © Grafis: Eli Suhaeli/INDOSPORT
Eki Febri Ekawati, berhasil sumbang medali emas di cabor tolak peluru di SEA Games 2017.

Curhatan menyedihkan atlet tolak peluru Indonesia, Eki Febri Ekawati, yang berhasil meraih medali emas di SEA Games 2017, akhirnya mendapatkan respons. Pihak pemerintah meminta maaf atas situasi yang kurang mengenakkan tersebut dan bakal segera mencari jalan keluar.

Seperti diketahui, Eki curhat di akun sosial pribadinya usai berhasil meraih medali emas untuk Indonesia di pentas SEA Games 2017. Eki mengelukan uang akomodasi yang belum diterimanya dari pemerintah bahkan sudah sejak masa persiapan sebelum tampil di SEA Games.

“Saya atlet peraih emas SEA Games 2017. Uang Akomodasi (Makan, Penginapan,dll) belum juga dibayar dari bulan Januari-Agustus. Padahal SEA Games sudah hampir selesai. Gimana mau maju? Birokrasi dan sistem olahraga di Indonesia yang ribet! @ina_seagames2017 bilang min pemerintah juga harus introspeksi terkait penyebab kenapa Indonesia tidak maksimal di SEA Games sekarang!," tulis Eki di akun Instagram pribadinya seperti di-posting akun Instagram @badmintalk_com.

© twitter@imam_nahrawi
Eki Febri Ekawati, berhasil sumbang medali emas di cabor tolak peluru putri di SEA Games 2017. Copyright: twitter@imam_nahrawiEki Febri Ekawati, berhasil sumbang medali emas di cabor tolak peluru putri di SEA Games 2017.

Viralnya curhatan Eki tersebut langsung sampai ke pihak Kemenpora. Sekretaris Menpora, Gatot S Dewa Broto, akhirnya buka suara dan menjelaskan perihal situasi sulit yang tengah dihadapi Eki terkait uang akomodasi tersebut.

"Terkait nasib atlet tolak peluru Eki Febri yang telah mendapat medali emas di Sea Games 2017, kami atas nama Kemenpora menyampaikan apresiasi atas prestasi medali emas yang telah diperolehnya, namun demikian juga mohon maaf atas kejadian bahwa yang bersangkutan belum menerima dana akomodasi sejak bulan Januari 2017,” jelas Gatot S Dewa Broto.

“Kami tentu saja sangat terkejut dengan kejadian tersebut, dan untuk itu sedang kami telusuri di internal Kemenpora mengapa hal tersebut sampai terjadi.”

© Herry Ibrahim/INDOSPORT
Gatot S Dewa Broto. Copyright: Herry Ibrahim/INDOSPORTGatot S Dewa Broto.

"Memang kami akui dalam beberapa bulan terakhir ini, ada persoalan terkait dengan honor, peralatan, akomodasi dan try out atlet-atlet Prima. Satu per satu sudah mulai terurai sejak Mei 2017 mulai dari honor atlet, kemudian sebagian try out di bulan Juni 2017 dan peralatan di bulan Juli 2017. Yang kami agak lambat progresnya adalah untuk akomodasi, yaitu meski sudah ada yang terealisasi tetapi belum seluruhnya.”

Gatot juga menjelaskan secara gamblang bahwa keterlambatan cairnya perihal dana memang disebabkan karena ada aturan yang berubah.

“Keterlambatan tersebut selain karena anggaran Kemenpora baru cair sepenuhnya bulan April 2017 (karena adanya perubahan struktural pemecahan KPA dari semula tunggal menjadi terpisah di 6 Satuan kerja), juga karena adanya regim aturan yang berubah, sehingga karena terlalu berhati-hati berdampak pada keterlambatan.”

© Twitter@imam_nahrawi
Suporter Indonesia menyambut Imam Nahrawi di Sea Games 2017 untuk mendukung Timnas Indonesia. Copyright: Twitter@imam_nahrawiSuporter Indonesia menyambut Imam Nahrawi di Sea Games 2017 untuk mendukung Timnas Indonesia.

Gatot juga tak menampik jika kegagalan kontingen Indonesia memenuhi target 55 medali emas juga dikarenakan masalah dana tersebut. Sekadar informasi, Indonesia hanya berhasil meraih total 38 medali emas dan pencapaian itu menjadi yang terburuk bagi Indonesia di ajang SEA Games.

"Oleh karena itu, dalam konteks tidak berhasilnya Indonesia menenuhi target, kami juga menyadari bahwa di antaranya karena secara teknis dan non teknis akibat kendala anggaran tersebut, dan kami mohon maaf,”

"Kembali soal Eki Febri, kami sudah minta pejabat terkait di internal kami untuk segera berkoordinasi dengan Prima dan PASI agar masalah tersebut dapat segera diatasi, karena bagaimanapun juga Eki sangat layak diprioritaskan, selain karena peraih medali emas, juga karena nasibnya terhadang masalah keuangan. Kami harus merasa berterima kasih pada Eki dan bukannya menelantarkan,” tutup Gatot.