Jelang Malam Puncak Haornas, Menpora Gelar Wayang Kulit Semalam Suntuk

Sabtu, 9 September 2017 21:30 WIB
Penulis: Zainal Hasan | Editor: Arum Kusuma Dewi
© Zainal Hasan/Indosport.com
Menpora Imam Nahrawi dalam puncak acara Haornas. Copyright: © Zainal Hasan/Indosport.com
Menpora Imam Nahrawi dalam puncak acara Haornas.

Rangkaian acara jelang acara puncak Hari Olahraga Nasional (Haornas) ke-34 telah berlangsung meriah sejak kemarin malam, Jumat (08/09/17). Bahkan dalam prosesi acara malam tirakatan di Alun-Alun Kota Magelang, Jawa Tengah, Menpora Imam Nahrawi menggaungkan semangat persatuan nasional.

Imam Nahrawi memang memimpin langsung acara tirakatan tersebut. Sebelum memulai acara, pria yang kerap disapa Cak Imam ini menyatukan tanah dan air dari 90 kota dan kabupaten dari seluruh Indonesia.

Tanah dan air itu sendiri berasal dari 90 kabupaten dan kota di Indonesia, yang dilewati oleh peserta Gowes Nusantara, kegiatan bersepeda dari empat titik terluar Indonesia yaitu Sabang, Merauke, Tarakan, dan Atambua, mulai Mei 2017 hingga berakhir di Magelang, Jawa Tengah pada perayaan puncak Hari Olahraga Nasional (Haornas).

"Tanah dan air ini diambil dari tempat-tempat yang dianggap agung oleh masyarakat di berbagai kota maupun kabupaten di Indonesia. Bukan cuma simbol, ini adalah tanda bahwa Tanah Air harus kita rawat selama-lamanya," ujar Menpora Imam Nahrawi.

© Zainal Hasan/Indosport.com
Jelang Malam Puncak Haornas, Menpora Gelar Wayang Kulit Semalam Suntuk. Copyright: Zainal Hasan/Indosport.comMenpora Imam Nahrawi dalam puncak acara Haornas.

Menpora sendiri mengawali pencampuran tanah dan air itu ke dalam kendil tanah liat, disusul tamu undangan termasuk Wali Kota Magelang Sigit Widyonindito dan berikutnya masyarakat.

Setelah disatukan dalam wadah-wadah, nantinya semua dibawa ke puncak Gunung Tidar dan menjadi pondasi Monumen Tanah Air Persatuan yang akan dibangun di sana. Kawasan Gunung Tidar menjadi tempat didirikannya monumen tersebut karena diyakini sebagai titik pusat tanah Jawa. "Peristiwa ini bersejarah bagi kota kami," ujar Sigit Widyonindito.

Ada pun malam tirakatan itu diakhiri dengan pagelaran wayang semalam suntuk dengan dalang Warseno Hardjodarsono yang dikenal dengan Ki Warseno Slank.