5 Petarung Indonesia Sukses Taklukan 'Keangkeran' ONE Championship

Minggu, 21 Januari 2018 12:16 WIB
Penulis: Petrus Manus Da' Yerimon | Editor: Abdurrahman Ranala
©
Fighter Stefer saat berpose saat usai melakukan timbang badan. Copyright: ©
Fighter Stefer saat berpose saat usai melakukan timbang badan.

Lima petarung bebas atau biasa dikenal dengan mix martial art (MMA) asal Indonesia, Sabtu (20/01/18) sukses menunjukkan kelasnya ketika bertarung di ajang ONE Championship 2018. Mereka adalah Sunoto, Stefer Rahardian, Victorio Senduk, Riski Umar dan Priscilla Hertati.

Bermain di partai awal, Riski Umar yang turun di kelas flyweight berhadapan dengan rekan senegara, Egi Rozten. Pada pertarungan ini, nampaknya Riski lebih dominan dengan serangan argesifnya yang susah dibendung. Puncaknya pada akhir ronde pertama, sebuah kuncian tak mampu dihindari oleh Egi.

Dalam kesempatan itu, Riski kemudian secara bertubi-tubi melancarkan pukulan hingga membuat wasit terpaksa menghentikan pertandingan, sekaligus menobatkan petarung 25 tahun itu sebagai pemenang.

Selanjutnya, petarung wanita kelahiran Jakarta, Priscilla juga mengikuti langkah sukses Riski Umar. Wanita 29 tahun itu mampu menyelesaikan pertandingan dengan cukup cepat di kelas atom weight. Priscilla hanya butuh 1 menit 39 detik untuk menghajar lawan asal Malaysia, Audreylaura Boniface hingga knock out.

"Puji Tuhan, akhirnya dengan kerja keras saya bisa menang setelah di tahun lalu saya dua kali kalah beruntun. Terima kasih buat semua yang sudah datang, buat keluarga, buat teman dan saya bangga bisa kibarkan merah putih di Tanah Air," ujar Priscilla usai laga.

© Jerry/Indosport
Caption Copyright: Jerry/IndosportStefer.

Tak ingin kalah dari dua rekan sebelumnya, Victorio Senduk yang bermain di laga ke empat (kelas catch weight) tak menyia-nyiakan kesempatan tampil di octagon ONE Championship. Meski harus bekerja keras selama dua ronde, pria asal Bandung itu akhirnya bisa menyingkirkan lawan tangguh, Mulia Legowo yang juga dari Indonesia.

Kesuksesan tiga petarung Indonesia yang telah memastikan medali ONE Championship rupanya membuat andrenalin Sunoto memuncak. Berhadapan dengan Rin Saroth asal Kamboja di kelas bantamweight, pria asal Jawa Tengah itu kemudian berhasil mengalahkan lawannya meski harus berjuang ekstra keras hingga ronde ketiga.

"Di rumah sendiri, meraih kemenangan, tentu adalah sesuatu yang membahagiakan bagi saya. Saya mengucapkan terima kasih atas semua pihak yang telah mendukung saya, terutama tentu doa dari kalian (penonton) yang ada di sini. Ini menjadi energi lebih buat saya," ujarnya usai laga. 

"Saya ingin bilang bahwa, Blora (Jawa Tengah) juga punya petarung yang membuat kalian bangga," sambung Sunoto menggunakan bahasa Jawa.   

Sementara itu, penampilan Stefer Rahardian nampaknya yang paling ditunggu penonton yang berada di JCC Senayan, Jakata semalam. Bermain di kelas flyweight, dirinya dihadapkan dengan lawan tangguh dari Pakistan yakni Muhammad Imran.

Benar saja, Stefer dipaksa bermain hingga tiga ronde meski berkali-kali melepaskan pukulan telak ke wajah Imran. Rupanya sang lawan memiliki fisik dan ketahanan yang sangat tangguh sehingga Stefer tidak bisa menjatuhkannya hingga akhir ronde ketiga. Beruntung, sepanjang laga, wakil Indonesia lebih unggul dalam agresifitas serangan, sehingga juri dan wasit memutuskan Stefer sebagai pemenang.

© Kayis/Indosport
Egi Rozten Copyright: Kayis/IndosportEgi Rozten

"Saya ingin mengucapkan terima kasih untuk semua rekan-rekan MMA Jakarta dan juga MMA Bali yang sudah mendukung saya," ujar Stefer usai laga, 

"Ini adalah buah kedisiplinan saya dalam berlatih dan apa yang saya yakini dengan bekerja keras maka kemenangan akan bisa diraih," tutupnya.

Dalam ONE Championshio edisi perdana di 2018, Sabtu (20/01/18) malam, juga mempertontonkan pertarungan sengit di partai utama yakni perebutan gelar Women’s Strawweight World Champion, yang akhirnya dimenangkan oleh Xiong Jing Nan dari China. Dirinya berhasil mengalahkan penantang dari Singapura, Tiffany Teo.

Xiong Jing Nan memastikan gelar juara dunia setelah bertarung hingga tiga ronde dari yang seharusnya lima ronde. Ketahanan fisik dan ketangguhan Xiong menjadi modal utama menyingkirkan Tiffany yang nampak kewalahan pada ronde kedua. Hingga akhirnya sebuah pukulan keras mampu menganvaskan sang lawan dari Singapura.