Sakit, Lifter Indonesia Tak Ambil Pusing Pencoretan Kelas Tanding 62 Kilogram

Jumat, 23 Februari 2018 17:34 WIB
Penulis: Riris Putri Ridaprilia | Editor: Ardini Maharani Dwi Setyarini
 Copyright:

Cabang olahraga angkat berat di Asian Games 2018 rencananya tidak akan melombakan kelas 62 kilogram. Mayoritas anggota dikabarkan juga telah menyepakati usulan pencoretan yang dilakukan oleh Komite Teknis dan Anggota Eksekutif Federasi Angkat Berat Asia (AWF). 

Menanggapi pencoretan kelas tanding itu Menpora pun segera menyurati Presiden Dewan Olimpiade Asia (OCA), untuk menolak pencoretan itu. Pasalnya, jika kelas tanding tersebut dihapuskan, itu akan menjadi pukulan telak bagi kontingen Indonesia, terutama atlet andalan angkat berat kelas 62 kilogram, Eko Yuli Irawan.

Meski dirinya terancam gagal menggondol emas di Asian Games 2018 karena pencoretan itu, Eko Yuli belum mau ambil pusing. Hal itu dikarenakan dirinya kini sedang terbaring di rumah sakit, akibat sakit tifus.

© INDOSPORT
Eko Yuli Irawan Copyright: INDOSPORTEko Yuli Irawan

Ketika ditanya mengenai pencoretan kelas andalanya, Eko Yuli ternyata belum sepenuhnya mengetahui mengenai kabar tersebut. Sebaliknya, Eko Yuli kini hanya berkonsentrasi untuk bisa pulih dari sakitnya, dan belum merencanakan untuk pindah kelas.

"Itu masih dinegosiasi dan saya pun belum tahu kelanjutannya. Saya juga belum ada pikiran untuk pindah kelas, karena masih fokus penyembuhan saja," tutur Eko Yuli ketika dihubungi INDOSPORT.

© INDOSPORT/INTERNET
Atlet angkat besi, Sri Wahyuni (kiri) dan Eko Yuli Irawan peraih medali perak di Olimpiade 2016. Copyright: INDOSPORT/INTERNETAtlet angkat besi, Sri Wahyuni (kiri) dan Eko Yuli Irawan peraih medali perak di Olimpiade 2016.

Namun meskipun dirinya belum menanggapi dengan serius soal pencoretan tersebut, ia tetap menolak keras dan berharap sebagai tuan rumah, penolakan Indonesia bisa dikabulkan.

"Sebagai tuan rumah, harusnya kita yang mengatur nomor apa saja yang dipertandingkan. Masa peluang emas buat Indonesia malah dicoret? Seharusnya kalau ada yang harus dihapus yang kelas atas, bukan malah kelas 62 kilogram," ujar peraih medali perak Olimpiade Rio de Janeiro 2016. 

Kini, Indonesia sendiri masih menunggu keputusan dari Dewan Olimpiade Asia (OCA) dalam memutuskan pencoretan tersebut dengan harapan penolakan Indonesia dikabulkan.