Formula 1

Pasca Brexit, Formula 1 Ingin Jadi Premier League

Selasa, 28 Juni 2016 14:45 WIB
Editor: Gema Trisna Yudha
 Copyright:

Rencana tersebut diungkapkan oleh bos Formula 1, Bernie Ecclestone. Menurutnya, British Exit (Brexit) atau keluarnya Inggris dari keanggotaan Uni Eropa merupakan keputusan tepat dan justru akan memberi keuntungan.

Meski ada kabar Brexit akan membuat sejumlah tim memindahkan markas mereka dari Inggris, Mercedes ke Jerman, Red Bull ke Italia, dan Renault ke Prancis, namun Ecclestone tak mempersoalkannya. 

"Jika kita punya barang bagus dengan harga yang tepat, orang-orang akan membelinya tak peduli itu buatan China, Italia, atau Jerman," ucap Ecclestone. 


Mercedes menjadi salah satu tim yang menerima keuntungan lebih besar ketimbang tim lain. 

Ia pun berencana merubah sistem pembagian keuntungan hak siar bagi tim-tim yang berlaga dalam kompetisi balapan jet darat ini. Namun demikian, hal ini baru bisa terlaksana pada 2020 mendatang setelah kontrak yang saat ini berjalan berakhir. 

Pembagian keuntungan dari hak siar balapan F1 selama ini lebih menguntungkan tim-tim besar. Tim macam Mercedes, Ferrari, McLaren, atau Red Bull, merupakan tim-tim yang menerima bayaran paling besar selama ini. Sementara tim-tim kecil, apalagi pembalapnya kurang bersinar, hanya akan kebagian "uang recehan". 


Pembalap Manor Racing, Rio Haryanto berada di depan rekan setimnya, Pascal Wehrlein. 

Menurut data yang dilansir Autosport, Ferrari menerima 143 juta pounds atau 2,5 triliun musim ini, sementara tim pembalap Indonesia, Manor Racing hanya menerima 35 juta pounds atau sekitar Rp612,2 miliar.

"Saya tengah mengkaji kemungkinan menerapkan sistem yang lebih adil untuk semua tim," kata Ecclestone. 

"Liga Primer Inggris punya cara yang bagus dalam mendistribusikan bonus uang yang didapat, mungkin itu bisa kita terapkan. Memang akan ada orang yang suka dan akan ada juga yang tidak menyukainya," tuturnya.