Presenter Ferdi Hasan Bicara Soal Olahraga, Sean Gelael, hingga Balap Mobil di Indonesia

Selasa, 25 April 2017 20:02 WIB
Editor: Arum Kusuma Dewi
© Muhammad Adiyaksa/INDOSPORT
Ferdi Hasan. Copyright: © Muhammad Adiyaksa/INDOSPORT
Ferdi Hasan.

Presenter Ferdi Hasan memberikan tanggapan terkait olahraga Indonesia, khususnya balap mobil. Kata Ferdi, dibanding negara lain, olahraga balap mobil Tanah Air masih tertinggal.

“Kalau dibandingin dengan negara lain, kita masih tertinggal. Karena balapan itu tidak murah. Tapi jika dilihat dalam beberapa tahun belakangan, dengan adanya Rio Haryanto, sekarang ada Sean Gelael, era sebelumnya ada Rifat Sungkar, Ananda Mikola, kelihatannya muncul nama-nama baru. Kalau dulu kita kan kuat di reli,” ujar Ferdi kepada INDOSPORT di Jakarta, Selasa (25/04/17).

Ferdi yang ditemui di acara Media Luncheon T2 Motorsports, di Ferrari Jakarta Showroom, Wisma MRA, Jakarta Selatan mengatakan, potensi pembalap Indonesia terutama mobil mesti didukung penuh. Berkaca pada kasus Rio Haryanto yang terpaksa meninggalkan Formula 1, Ferdi menginginkan olahraga balap mobil dapat menjadi industri di Tanah Air.

“Sekarang sudah ada nama baru dan renegerasi. Cuma di kita dukungan dari pemerintah dan swasta belum menjadi industri,” lanjut Ferdi.

© Twitter @gelaelized
Pembalap muda Indonesia Sean Gelael. Copyright: Twitter @gelaelizedPembalap muda Indonesia Sean Gelael, yang menjadi pembalap penguji Toro Rosso.

Setelah Rio, Indonesia kini diwakili oleh pembalap muda, Sean Gelael, di ajang balap mobil paling bergengsi tersebut. Kata Ferdi, Sean mempunyai peluang yang besar untuk menjadi pembalap reguler di F1.

Seperti diketahui, Sean kini menjadi pembalap penguji tim Formula 1, Scuderia Toro Rosso.

“Harusnya bisa Sean Gelael menembus Formula 1. Umur masih muda, tinggal di Eropa. Karena untuk mendapat peluang tersebut kita harus berada di tempatnya. Dukungan keluarga dan finansial juga ada. Dukungan dari pemerintah dan swasta untuk event ini itu harus,” ucap pria berusia 43 tahun itu.

Ferdi menganggap, sokongan finansial dari pemerintah maupun pihak swasta sangat dibutuhkan untuk membangun olahraga dengan biaya termahal di dunia ini. Ferdi tak ingin ada yang bernasib sama seperti Rio. Tak ada dukungan ketika telah mencapai puncak keemasannya.

“Coba bayangin saja pembalap seperti Rio Haryanto, di dunia ini ada berapa miliar orang? Tapi yang bisa ikut balapan F1 tidak lebih dari 28 orang. Berarti itu kan 28 orang pilihan, untuk olahraga termahal di dunia. Itu kan pr-ing. Pr-ing bahwa kompetensi dari sebuah negara, brand, individu. Saya sih mendukung sekali mudah-mudahan ke depannya Rio mendapatkan support yang seharusnya. Walaupun belum memberikan kontribusi yang maksimal. Tapi ya mudah-mudahan kesempatan lain. Kemarin sempat ada beban, pertama kali dan masalah finansial juga,” pungkas Ferdi.