Komunitas

TACI: Jangan Sampai Sean Gelael Bernasib Sama dengan Rio Haryanto

Sabtu, 23 September 2017 21:32 WIB
Penulis: Petrus Manus Da' Yerimon | Editor: Galih Prasetyo
© Twitter @gelaelized
Pembalap muda Indonesia Sean Gelael. Copyright: © Twitter @gelaelized
Pembalap muda Indonesia Sean Gelael.

Pembalap muda Indonesia, Sean Gelael, akhir pekan lalu, Jumat (15/09/17) melakoni debutnya di kelas Formula 1 dalam sesi latihan bebas pertama (FP1) Grand Prix Singapura. Hal itu pun mendapat sambutan hangat dari Komunitas Toyota Avanza Club Indonesia (TACI). 

Meksi demikian, TACI menilai ada satu hal yang harus benar-benar dipersiapan oleh pembalap Indonesia jika ingin berkarier di lintasan balap nomor satu di dunia itu. Pasalnya olahraga yang satu ini disebut menguras kocek cukup dalam karena pembiayaan yang sangat mahal. TACI berkaca pada nasib pembalap Formula 1 Indonesia sebelumnya, Rio Haryanto yang terpaksa 'tersingkir' karena ada masalah finansial. 

© Petrus Manus Da Yerimon/INDOSPORT
Komunitas Toyota Avanza Club Indonesia (TACI). Copyright: Petrus Manus Da Yerimon/INDOSPORTKetuaUmum Komunitas Toyota Avanza Club Indonesia (TACI).

"Kita sebagai pecinta otomotif terus terang melihat untuk masuk ke F1 memang dibutuhkan biaya dan modal besar. Kita melihat sebelumnya ada Rio yang harus tersingkir dan kita cukup prihatin, namun kita hanya bisa men-support baik untuk Rio dan Sean Gelael. Biar pun Rio punya talenta tapi tidak dipungkiri memang butuh hal yakni modal," tutur Rizaldo Rizal selaku Ketua Umum TACI. 

"Saya rasa untuk Indonesia masalah utamanya balik lagi soal kebutuhan modal, meski kita punya banyak pembalap potensial. Namun untuk komersial ini Indonesia cukup jauh tertinggal. Sekarang Filipina, Singapura, dan Malaysia itu negaranya mendukung pembalapnya jadi negara kita juga harus lebih care," sambungnya.

© Internet
Rio Haryanto Copyright: InternetRio Haryanto mantan pembalap F1 asal Indonesia.

Apa yang disampaikan oleh ketua umum TACI memang ada benarnya. Pasalnya pada 2016 lalu, seorang Rio Haryanto harus membutuhkan dana segar senilai 15 juta Euro untuk bisa berkompetisi bersama Manor Racing Team selam satu musim penuh. Sayangnya, pihak Riuo kemudian tak bisa melunasi sisa pembayaran sekitar 7 juta Euro, sehingga pemuda asal Solo, Jawa Tengah itu hanya menjajal trek dalam 11 kali kesempatan.  

Namun, khusus Sean Gelael jika menilik latar belakang keluarganya nampaknya masalah finansila bisa teratasi. Sean merupakan cucu dari Dick Gelael, konglomerat Indonesia yang mendirikan empat perusahaan besar di Tanah Air, yaitu PT Fast Food Indonesia Tbk, PT Gelael Supermarket, PT Finindo Foods Indonesia, dan PT Aneka Satwitra Sari Food.

© internet
Pembalap Indonesia, Sean Gelael saat berada dalam mobil balapnya. Copyright: internetPembalap Indonesia, Sean Gelael saat berada dalam mobil balapnya.

PT Fast Food Indonesia sendiri merupakan perusaan yang menaungi waralaba KFC di Indonesia. Gelael membeli izin usaha KFC sejak 1978 dan merintisnya hingga saat ini. selain itu, Gelael juga merupakan pemilik jaringan supermarket Gelael.

Dengan berbekal jaringan bisnis yang menggurita, Sean tidak kesulitan untuk terus mendapat suntikan dana dan berlaga di dunia balap yang menjadi pilihannya. Waralaba kelas dunia, KFC tersebut tentunya akan selalu sigap mengucurkan dana sebanyak apapun demi terus melangengkan karier Sean di dunia balap. 

© Petrus Manus Da Yerimon/INDOSPORT
Komunitas Toyota Avanza Club Indonesia (TACI). Copyright: Petrus Manus Da Yerimon/INDOSPORTKomunitas Toyota Avanza Club Indonesia (TACI).

Kini, Sean harus bisa membuktikan diri kalau ia memang berbakat di dunia balap mobil. Sejauh ini dukungan materi yang cukup stabil dijawab dengan satu kali raihan podium pada 2016 lalu di GP Austria selain itu ia juga naik di posisi tiga dalam balap uji ketahanan, Asian Le Mans Series 2016.