Amerika Terbuka 2014

Perjalanan Berliku Marin Cilic

Minggu, 7 September 2014 18:31 WIB
Editor: Yusuf Abdillah
 Copyright:

Marin Cilic mengukir catatan emas dalam kariernya. Petenis Kroasia itu secara mengejutkan lolos ke final US Open 2014 usai menyingkirkan Roger Federer. Ini adalah pertama kalinya Cilic meraih tiket final Grand Slam.

Cilic mengungkap, dia tak pernah bermimpi bisa melangkah ke final Grand Slam. Terlebih jika melihat perjalanan kariernya yang penuh kendala.

Karier Cilic nyaris tenggelam tahun lalu setelah dia dinyatakan positif doping saat mengikuti Wimbledon. Cilic kala itu mengaku dia tak tahu jika obat yang dibelinya di apotik mengadung zat yang dilarang.

Untuk kasus ini, Cilic dihukum larangan tanding selama sembilan bulan. Namun, kemudian hukuman dipotong menjadi empat bulan. Namun, kasus ini membuat Cilic terpukul. Apalagi kasusnya mendapat tanggapan berbeda dari sesama petenis. 

Ada yang menyatakan dukungan seperti Novak Djokovic. Tapi ada juga yang tidak memberikan dukungan. Andy Murray bahkan menyatakan alasan Cilic tak bisa diterima dan dibuat-buat. Murray mengatakan tak mungkin Cilic tak mengetahui kandungan obat yang dikonsumsinya.  

Pada saat terpuruk inilah Cilic memilih Goran Ivanisevic sebagai pelatih. "Saya selalu mengikuti kariernya. Saya selalu siap jika dia meminta bantuan. Jadi saat dia meminta saya jadi pelatih, saya sangat senang," kata Ivanisevic.

Tugas Ivanisevic tak ringan. Dia harus melatih pemain yang sedang dalam kondisi terpuruk. "Situasinya sangat berat buat dia. Tapi saya sangat bangga dengan cara dia mengatasi situasi yang berat," uara Ivanisevic.

"Tak mudah jika Anda dituduh sesuatu yang tidak Anda lakukan. Tak mudah bagi Cilic yang saat itu ada di peringkat 11 untuk tak bermain selama empat bulan," lanjut Ivanisevic.

Lambat laun, Ivanisevic mampu mebangkitkan Cilic. Tak hanya itu, Ivanisevic berhasil mengubah Cilic menjadi pemain yang garang di atas lapangan.

"Dia adalah salah satu orang paling sopan dari yang pernah saya temui. Sayangnya, itu takakan membuatnya menjadi juara. Dengan tinggi 198 cm dia harusnya bermain lebih agresif," Ivanisevic menjelaskan.

"Bagi saya dia bisa ada di lima besar. Dia mulai percaya dia harus bermain lebih garang."

Hubungan Cilic dengan sang pelatih terbilang menarik. Cilic pertama kali bertemu dengan Ivanisevic pada 1997. Saat itu Cilic adalah ball boy saat Ivanisevic tampil dalam pertandingan ekshibisi melawan Thomas Muster. 

Selang lima tahun kemudian, selaku slah satu pemain junior terbaik, Cilic mendapat undangan untuk berlatih bersama Ivanisevic, petenis Kroasia pertama yang menjuarai Wimbledon.

"Saya tak banyak bicara. Saya sangat malu dan gugup. Bahkan saya tak bisa memukul bola dengan sempurna. Usai latihan Goran mengatakan saya bisa jadi pemain hebat. Itu pengalaman yang sangat beharga buat saya," kenang Cilic.

Kini, Cilic bersama Ivanisevic berpeluang mencatat sejarah di US Open 2014.