Legenda Bulutangkis Indonesia Beberkan Rahasia Jadi Juara Seperti Liliyana Natsir

Jumat, 2 September 2016 20:56 WIB
Penulis: Herry Ibrahim | Editor: Ramadhan
 Copyright:

Pencapaian Butet, sapaan akrab Liliyana Natsir, menjadikan atlet kelahiran Manado, Sulawesi Utara  itu sebagai atlet putri kedua Indonesia yang berhasil memenangkan medali emas Olimpiade.

“Saya senang sekali ternyata atlet putri Indonesia bisa dan mampu, diharapkan prestasi ini bisa jadi motivasi untuk generasi muda, khususnya di bulutangkis,” kata peraih emas Olimpiade Barcelona 1992 seperti dilansir laman PBSI.

“Sebetulnya setiap orang punya bakat juara, tetapi semua tergantung bagaimana dia bisa memaksimalkan potensinya itu,” tambahnya.

Susy juga menyoroti perjuangan Owi/Butet meraih emas yang tidaklah mudah. Khusus untuk Butet, Susy menyoroti kedisiplinan dan karakter juara menjadi faktor utama Butet mampu meraih pencapaian tersebut.


Legenda bulutangkis Indonesia, Susy Susanti saat meraih medali emas Olimpiade 1992

Ia juga berharap, sikap yang ditunjukan Butet bisa menjadi contoh untuk atlet bulutangkis muda Indonesia nantinya.

“Jadi juara tidak mudah, butuh proses, perjuangan dan kerja keras. Saya lihat ini ada dalam diri Butet,” sambungnya.

“Dia sudah nggak muda, sudah 30 tahun tetapi dia nggak kalah sama yang muda. Kalau dibandingin junior-juniornya, Butet sudah termasuk lengkap dengan skillnya, tapi dalam latihan dia tetap disiplin, dan Butet memperlihatkan karakter sebagai juara, bisa kelihatan kok,” ujar Susy

“Bukan cuma fighting spirit, tetapi attitude di dalam dan di luar lapangan juga baik. Sama seperti Hendra (Setiawan). Mereka sudah membuktikan diri, tidak hanya menjadi juara tetapi di latihan kelihatan, lalu sikap mereka terhadap adik-adiknya, bisa menjadi contoh,” tandasnya.


Liliyana Natsir melakukan selebrasi di pentas Olimpiade Rio 2016

Usai era Susy Susanti, Indonesia belum memiliki pebulutangkis putri yang mampu bersaing di tingkat Olimpiade.

Setelahnya hanya ada beberapa nama seperti Mia Audina yang meraih medali perak di Olimpiade Atlanta 1996, Maria Kristin Yulianti pada Olimpiade Beijing 2008 dan Minarti Timur yang meraih medali perak di Olimpiade Sydney 2000.