Medali Emas Olimpiade dan Petuah Liliyana Natsir

Sabtu, 8 April 2017 15:30 WIB
Editor: Ramadhan
© GOH CHAI HIN/AFP/Getty Images
Liliyana Natsir Copyright: © GOH CHAI HIN/AFP/Getty Images
Liliyana Natsir

Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir memang masih menjadi andalan bulutangkis Indonesia di sektor ganda campuran hingga hari ini. Memang ada sejumlah pasangan terbaik lain salah satunya Praveen Jordan/Debby Susanto, namun konsistensilah yang membuat pasangan yang disapa Owi/Butet tersebut tetap berada di level atas.

Owi/Butet sendiri sudah berhasil memenuhi ambisi tertinggi mereka dengan meraih prestasi yang diidam-idamkan seluruh pebulutangkis di dunia yaitu medali emas Olimpiade. Pasangan peringkat ke-3 dunia ini jadi pahlawan Indonesia dengan mempersembahkan satu-satunya medali emas untuk Merah Putih di Olimpiade Rio 2016.

Pasca Olimpiade Rio 2016, Owi/Butet masih berduet meskipun penampilan mereka tak seoptimal jelang Olimpiade. Butet pun sempat dirundung cedera lutut kanan yang cukup mengganggunya saat bertanding.

Akan tetapi, Owi/Butet masih menjadi pasangan yang sulit untuk dikalahkan. Keduanya mengaku kini lebih menikmati permainan mereka di lapangan.

“Memang sekarang kami merasa lebih enjoy di lapangan. Dulu kan setiap bertanding itu fokusnya Olimpiade, kami tidak mau hasilnya jelek di Olimpiade. Kami mau peak performance kami ada di Olimpiade,” jelas Liliyana Natsir dalam rilis resmi PBSI yang diterima INDOSPORT.

© Internet
Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir Copyright: InternetTontowi Ahmad/Liliyana Natsir saat meraih medali emas Olimpiade Rio 2016 di Brasil.

“Sekarang emas Olimpiade sudah dapat, bukan berarti kami kendor. Tetapi hanya mencoba untuk rileks dan menikmati pertandingan kami, yang paling penting target utama sudah dapat,” tambah perempuan yang kini berusia 31 tahun itu.

Meskipun masih menikmati perannya sebagai ganda campuran terbaik Indonesia yang menjadi andalan di setiap kejuaraan bergengsi, Owi/Butet tetap berharap ada pemain pelapis yang mengiringi langkah mereka, demi berjalannya roda regenerasi di sektor ganda campuran.

“Kami sih inginnya pemain pelapis juga bantu, ada yang naik (level). Saya yakin mereka juga mau, tetapi mereka butuh kesabaran, ketekunan, dan kerja keras yang lebih lagi untuk mengejar ke level atas,” pungkas Butet.

“Kami tidak capek sih jadi andalan terus, sampai 4 tahun lagi kalau bisa jadi andalan terus juga tidak apa-apa. Tetapi kan perlu ada regenerasi juga,” timpal Tontowi sambil tersenyum.

Langkah Owi/Butet sendiri harus terhenti di babak semifinal Malaysia Open Super Series Premier 2017 setelah dikalahkan wakil China, Lu Kai/Huang Yaqiong lewat pertarungan dua set dengan skor 8-21, 16-21.