Badminton Asia Championship 2017

Prestasi Bobrok di Kejuaraan Asia 2017, Begini Pembelaan Dua Pelatih Tunggal Indonesia

Sabtu, 29 April 2017 08:15 WIB
Editor: Ramadhan
© HUMAS PBSI
Ihsan Maulana Mustofa tengah mengembalikan shuttlecock di ajang Asia Championships 2017. Copyright: © HUMAS PBSI
Ihsan Maulana Mustofa tengah mengembalikan shuttlecock di ajang Asia Championships 2017.

Indonesia gagal total pada ajang Badminton Asia Championships 2017 atau Kejuaraan Asia yang berlangsung di Wuhan, China. Bahkan sektor ganda campuran dan ganda putra yang menjadi andalan, juga tak berhasil sama sekali memenuhi target.

Pada kejuaraan yang berlangsung pada 25-30 April 2017 ini, Indonesia memang tak menurunkan pemain-pemain terbaik seperti Marcus Gideon/Kevin Sanjaya, Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir. Pasangan ganda putri Anggia Shitta Awanda/Ni Ketut Mahadewi Istarani dan tunggal putra, Jonatan Christie pun batal tampil.

Di sektor tunggal putri, tiga wakil Indonesia belum berhasil melewati putaran pertama. Hanna Ramadini dan Dinar Dyah Ayustine harus bertemu pemain unggulan di babak awal. Hanna dikalahkan Sung Ji Hyun (Korea), dengan skor 5-21, 9-21.

Sementara Dinar harus mengakui keunggulan, P.V Sindhu, unggulan keempat dari India, dengan skor 8-21,18-21. Fitriani yang sebetulnya punya kesempatan lebih besar untuk melaju ke babak kedua, juga belum berhasil. Fitri dikalahkan Vu Thi Trang (Vietnam) dengan skor 13-21, 8-21.

“Saya kurang puas dengan hasil yang diraih tim tunggal putri di kejuaraan ini. Semua tidak bisa mengeluarkan permainan mereka,” kata Asistan Pelatih Tunggal Putri PBSI, Minarti Timur dalam rilis resmi PBSI yang diterima INDOSPORT.

© HUMAS PP PBSI
Caption Copyright: HUMAS PP PBSITunggal putra Indonesia, Anthony Sinisuka Ginting.

“Hanna tidak bisa keluar dari tekanan dan dikontrol terus oleh lawan. Dia juga ada cedera siku tangan dan perlu istirahat untuk menyembuhkan cederanya,” tambah pelatih berusia 49 tahun itu.

“Fitri tidak bisa keluar mainnya, banyak ragu-ragu sehingga ini berpengaruh pada akurasi bola. Sedangkan Dinar tak bisa mengimbangi kecepatan lawannya saat ia mau main cepat di game pertama, di game kedua baru berani main reli balik serang,” jelas Minarti.

Sementara itu di tunggal putra, Anthony Sinisuka Ginting terhenti di babak pertama dari Takuma Ueda (Jepang), dengan skor 13-21, 21-10, 17-21. Ihsan Maulana Mustofa dikalahkan Chou Tien Chen (Taiwan), dengan skor 16-21, 21-17, 13-21.

Faktor non-teknis disebutkan Asisten Pelatih Tunggal Putra PBSI, Irwansyah, sebagai penyebab utama anak-anak didiknya tampil kurang maksimal.

“Di saat-saat kritis, masih kurang sabar. Misalnya, Anthony yang sudah unggul jauh seharusnya bisa menang. Strategi sudah bagus, tetapi di akhir banyak membuat kesalahan sendiri,” tutur Irwansyah.

“Mereka juga belum yakin bahwa mereka bisa, mikirnya lawan lebih kuat dan lebih tahan. Padahal mereka tidak kalah kuat,” sambung Irwansyah.

© HUMAS PBSI
Pebulutangkis tunggal putri Indonesia Fitriani. Copyright: HUMAS PBSIPebulutangkis tunggal putri Indonesia Fitriani.

“Memang walaupun Ihsan dan Anthony pengalamannya sudah lumayan banyak di level super series, tetapi permainannya masih belum matang, masih banyak yang harus diperbaiki,” tandasnya.

Lebih lanjut Irwansyah mengatakan bahwa saat ini di sektor tunggal putra di bawah pimpinan kepala pelatih Hendry Saputra, tengah meningkatkan kualitas latihan serta menanamkan kedisiplinan dan nilai-nilai lainnya dalam kehidupan atlet di luar lapangan, karena ini dinilai mempengaruhi penampilan mereka di lapangan