Indonesia Open 2017

Si Tengil Kevin Sanjaya dan Marcus Gideon Jadi 'Maskot' Baru Indonesia Open 2017

Senin, 22 Mei 2017 21:05 WIB
Editor: Ivan Reinhard Manurung
© MOHD RASFAN/AFP/Getty Images
Kevin/Marcus disebut menjadi daya tarik sendiri dalam ajang Indonesia Open 2017. Copyright: © MOHD RASFAN/AFP/Getty Images
Kevin/Marcus disebut menjadi daya tarik sendiri dalam ajang Indonesia Open 2017.

Ganda putra Indonesia, Kevin Sanjaya/Marcus Gideon menjadi salah satu pasangan andalan tuan rumah di ajang Indonesia Open 2017. Selain itu, dua pemain muda itu akan menjadi 'maskot' bagi panitia penyelenggara untuk menarik minat penonton.

Hal itu disebabkan Kevin/Markus tengah menjadi idola baru, usai meraih hattrick di All England 2017, India Open 2017, dan Malaysia Open 2017.

Keberadaan pasangan ganda putra itu diharapkan mampu menyedot animo penonton, di samping gaya tengil Kevin Sanjaya yang sempat membuat heboh jagat bulutangkis dunia.

© Humas PBSI
Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon beraksi dalam Singapore Open 2017. Copyright: Humas PBSIKevin/Marcus menjadi salah satu peserta Indonesia Open 2017.

"Indonesia Open kali ini akan menarik karena kita ada Kevin dan Gideon yang jadi idola baru untuk menyedot penonton," ujar wakil ketua panitia pelaksana, Yoppy Rosimin. 

"Selain itu, dari kualitas pertandingan juga dipastikan oke karena pebulutangkis yang ikut itu masuk di 20 besar dunia. Jadi itu jaminan kualitas yang kita tawarkan ke penonton," sambungnya.

Di sisi lain, Yoppy juga menjelaskan mengenai kesiapan venue pertandingan Indonesia Open yakni di Jakarta Convention Centre. Ia menyatakan pihak federasi bulutangkis dunia atau BWF sudah melakukan peninjauan dan setuju dengan pemilihan lokasi tersebut sebagai pengganti Istora Senayan.

© Herry Ibrahim/Indosport
Jumpa Pers Jelang Indonesia Open 2017 Copyright: Herry Ibrahim/IndosportYoppy (ketiga dari kiri) mengatakan BWF sudah setuju dengan lokasi Indonesia Open 2017.

"BWF sudah setuju dan melakukan peninjauan pada akhir tahun lalu. Kita sudah diantisipasi untuk kendala angin dan sebagainya, dan itu dinilai bisa menggunakan teknik di atas lapangan," jelasnya.

"Bisa saja venue di luar Jakarta, tapi di kota lain belum bagus venue-nya. Akses jalan dan sebagainya juga diperhatikan. Sementara harga tiket sudah ada hitungan bisnis tapi itu bukan utama, yang penting itu buat penonton merasakan dan menjadi saksi," tutup Yoppy Rosimin.