Kisah Sedih Pebulutangkis Amerika di Indonesia Open 2017

Senin, 19 Juni 2017 23:13 WIB
Penulis: Petrus Manus Da' Yerimon | Editor: Hendra Mujiraharja
© getty images
Pebulutangkis Amerika Serikat, Zhang Beiwen. Copyright: © getty images
Pebulutangkis Amerika Serikat, Zhang Beiwen.

Kemeriahan Indonesia Open 2017 memang telah berakhir pada Minggu (18/06/17), di mana tuan rumah berhasil menyabet satu gelar di ganda campuran lewat aksi Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir. Namun, di balik itu semua ada sebuah kisah sedih yang dilontarkan oleh pebulutangkis Amerika Serikat, Zhang Beiwen.

Pada gelaran Indonesia Open tahun ini, Zhang yang turun di tunggal putri berhasil memenuhi targetnya yakni berlaga di semifinal. Ia mengaku sangat terkejut karena itu merupakan semifinal pertamanya untuk ajang sekelas Super Series Premier.

"Saya tidak terkejut kalahkan dia (Sun Yu di perempatfinal), tapi saya terkejut ke babak semifinal karena itu merupakan target saya, karena sebelumnya di Super Series saya belum pernah," tutur Zhang usai menang 21-15 dan 21-19 atas Sun Yu di perempatfinal.

© Getty Images
Pemain bulutangkias yang memperkuat Amerika Serikat, Zhang Beiwen. Copyright: Getty ImagesPemain bulutangkis yang memperkuat Amerika Serikat, Zhang Beiwen.

Sayangnya, Zhang tak mampu menembus babak final usai kalah dari Sung Ji-hyun asal Korea Selatan. Pemain yang lahir di China itu kalah dalam tiga set yakni, 21-10, 8-21, dan 21-10.

Di sisi lain, Zhang juga berbagi cerita mengenai perjuangannya yang cukup sulit saat memilih bermain untuk Amerika Serikat, meski sebenarnya ia kelahiran China.

Atlet berusia 27 tahun itu mengaku tidak memiliki partner untuk berlatih di Amerika, sehingga ia terpaksa sendirian melakoni setiap latihan hingga bertanding.

"Saat ini bermain untuk Amerika, saya tinggal di sana dan berjuang sendirian. Di sana saya tidak ada teman untuk berlatih atau sparing partner. Tetapi saya pikir saya tidak salah melakukan pilihan (terkait kewargenegaraan)," tutur Zhang.   

Sebagai informasi, Zhang Beiwen lahir di Kota Liaoning, China, pada 12 Juli 1990 lalu. Sejak kecil, ia memang sangat mencintai olahraga bulutangkis. Pada usia 13 tahun, ia kemudian memutuskan untuk pindah ke Singapura sekaligus melanjutkan karier bulutangkisnya di negeri jiran.

Hal itu kemudian diiringi dengan keputusan Zhang untuk membela Singapura di kancah internasional bulutangkis terhitung sejak tahun 2007 silam. Akan tetapi, karier Zhang di negeri 'singa' ternyata tidak berjalan mulus.

Baca Juga

Tahun 2008 lalu, Zhang keluar dari tim nasional bulutangkis Singapura dan bermain di level klub di Malaysia dan Taiwan. Ia kemudian kembali ke Timnas Singapura pada tahun 2009 dan turut membela Singapura pada ajang SEA Games 2009 dan berhasil menyumbangkan medali perunggu di nomor beregu putri.

Ketika kariernya diprediksi berada di puncak performa, Zhang lagi-lagi keluar dari Timnas bulutangkis Singapura pada 2011. Saat itu Zhang terpaksa dikeluarkan usai berselisih dengan salah satu kepala pelatihnya, Luan Ching.

Setelah melewati tahun 2012 tanpa kejuaraan, setahun berselang Zhang kemudian memutuskan untuk pindah ke Las Vegas, Amerika Serikat bersama orang tuanya. Kariernya pun kembali bersinar di negara pimpinan Doland Trump tersebut.

Pada 2013, Zhang berhasil menjuarai empat International Challenge di tahun pertamanya membela Amerika Serikat, berlanjut dengan gelar US Grand Prix Gold dan 3 gelar Grand Prix plus satu gelar International Challenge pada 2014.

© INDOSPORT
Pebulutangkis Amerika Serikat, Zhang Beiwen. Copyright: INDOSPORTPebulutangkis Amerika Serikat, Zhang Beiwen.

Setelah itu, Zhang kembali meraih gelar International Challenge tahun 2015 dan 2 Gelar Grand Prix di tahun 2016. Atas pencapaiannya tersebut, Zhang mengungkapkan bahwa mungkin ia tidak akan pernah meraihnya jika masih berada di Singapura.

Menurut pengakuan Zhang, Asosiasi Bulutangkis Singapura pernah dua kali menawarinya untuk kembali pada 2013 dan 2014. Namun Zhang menolak kedua tawaran tersebut. Ia beralasan bahwa ia ingin membuktikan pada dirinya sendiri sejauh mana dirinya mampu melangkah.

Satu impian Zhang saat ini yaitu, ia ingin membela dan membawa bendera Amerika Serikat berbicara banyak di Olimpiade Tokyo 2020 mendatang. Kita tunggu saja kiprah selanjutnya dari seorang Zhang Beiwen.