Wimbledon

Tundukkan Cilic, Federer Rengkuh Grand Slam ke-19

Senin, 17 Juli 2017 08:23 WIB
Editor: Arum Kusuma Dewi
© getty images
Petenis Swiss Roger Federer meraih trofi Grand Slam ke-19 setelah mengalahkan petenis Kroasia Marin Cilic, di final Wimbledon. Copyright: © getty images
Petenis Swiss Roger Federer meraih trofi Grand Slam ke-19 setelah mengalahkan petenis Kroasia Marin Cilic, di final Wimbledon.

Roger Federer kembali membuktikan ia adalah anomali di dunia olahraga. Setelah absen setengah tahun akibat cedera, ia comeback dengan kekuatan makin matang di usianya yang akan menginjak 36 tahun bulan depan.

Federer meraih gelar Wimbledon kedelapannya, mencatat rekor terbanyak, saat mengalahkan Marin Cilic di babak pamungkas, Minggu (17/07/17). Federer hanya butuh 1 jam 41 menit untuk menumbangkan petenis Kroasia tersebut dengan skor 6-3, 6-1, dan 6-4.

© Twitter/Wimbledon
Roger Federer di babak final Wimbledon 2017. Copyright: Twitter/WimbledonRoger Federer di babak final Wimbledon 2017.

Hasil ini membuat Federer tak perlu kehilangan satu set pun untuk memenangkan turnamen tenis paling bergengsi ini sejak babak pertama. Gelar ini juga menjadi raihan Grand Slam ke-19 dalam catatan karier gemilangnya, juga membuatnya sebagai pemenang Wimbledon tertua di era modern.

Baca Juga

"Wimbledon selalu menjadi turnamen favorit saya. Para pahlawan saya melangkah di lapangan ini. Berkat mereka, saya menjadi pemain yang lebih baik. Mencatat sejarah di Wimbledon sangat bermakna dalam bagi saya karena hal-hal tersebut. Sederhana saja," tutur petenis Swiss ini usai laga.

Secara total, Federer telah mengoleksi 93 gelar tunggal dalam kariernya. Ia pun memastikan diri bertengger di peringkat tiga dunia usai memenangkan Grand Slam keduanya di tahun ini, dan masih berpeluang besar merebut ranking satu dunia dari tangan Andy Murray.

© Twitter/Wimbledon
Marin Cilic. Copyright: Twitter/WimbledonMarin Cilic.

Tangis Cilic sempat pecah saat kalah di set pertama dan tertinggal 0-3 di set kedua. Pasalnya, ia merasa kesakitan dan sempat ditangani oleh dokter dan pelatih fisiknya di jeda pertandingan. Usai laga, ia mengakui bahwa tangisnya pecah karena merasa kecewa tak bisa tampil dengan kondisi fisik sempurna.

"Itu hanya perasaan bahwa saya tahu tak bisa memberikan yang terbaik di lapangan, tak bisa memberikan permainan terbaik saya, terutama di tahap karier ini, di pertandingan yang begitu penting," akunya.

Cilic pun gagal meraih gelar Wimbledon perdananya dan urung menjadi petenis Kroasia kedua yang menang di turnamen ini sejak mantan pelatihnya, Goran Ivanisevic, menang pada 16 tahun silam.