SEA Games 2017

Gagal Penuhi Target Tiga Emas, Susy Susanti Angkat Bicara

Selasa, 29 Agustus 2017 16:54 WIB
Penulis: Lanjar Wiratri | Editor: Ivan Reinhard Manurung
© http://badmintonindonesia.org
Jonatan Christie Copyright: © http://badmintonindonesia.org
Jonatan Christie

Manajer tim bulutangkis Indonesia di SEA Games 2017 sekaligus Kepala Bidang Pembinaan Prestasi (Kabid Binpres) PBSI, Susy Susanti, angkat bicara mengenai kegagalan Tim Bulutangkis Indonesia memenuhi target.

Sebagaimana diketahui, tim bulutangkis Indonesia hanya mampu menyumbangkan dua emas melalui kategori nomor beregu putra dan tunggal putra, Jonatan Christie. Sedangkan empat perunggu disumbangkan tim beregu putri, Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto (ganda putra), Gregoria Mariska (tunggal putri) dan Ihsan Maulana Mustofa (tunggal putra).

“Target tiga medali emas memang tidak tercapai. Ini patut dievaluasi, harusnya di saat pertandingan penting seperti ini pemain tidak boleh hilang fokus. Dalam tekanan seperti apapun, harusnya di atas angin, bukan sebaliknya. Inilah salah satu faktor kekalahan tiga partai, sebetulnya mereka bisa,” ujar Susy Susanti seperti dilansir dari laman badmintonindonesia.org.

Legenda tunggal putri Indonesia itu menilai jika tiga kekalahan yang diraih tim bulutangkis Indonesia di babak semifinal tidak semestinya terjadi. Hal tersebut sangat disayangkan karena pemain lawan mampu membalikkan keadaan padahal pemain Indonesia sudah unggul dan memimpin perolehan angka.

© Ramadhan/INDOSPORT
Susy Susanti saat diwawancarai di Pelatnas PBSI. Copyright: Ramadhan/INDOSPORTSusy Susanti saat diwawancarai di Pelatnas PBSI.

“Ganda putra juga missed target, yang diprediksi itu tunggal dan ganda putra yang jadi andalan. Faktor yang menjadi titik lemah kita adalah nekadnya, beraninya yang kurang. Saat mereka tertekan, nggak bisa berkembang. Saat leading, justru gagal fokus, gampang banget buang poin,” jelas Susy.

Fajar/Rian ditundukkan wakil Thailand, Kittinupong Kedren/Dechapol Puavaranukroh dengan skor 17-21, 21-23 di semifinal. Di game kedua, Fajar/Rian unggul jauh 17-12, 19-14 dan 20-17, namun mereka tak mampu menyudahi game kedua dengan kemenangan.

Kejadian yang sama terulang di nomor tunggal. Gregoria cuma butuh satu poin lagi untuk memenangkan game pertama atas Soniia Cheah (Malaysia) saat memimpin 20-17. Sebelumnya Gregoria juga unggul jauh 17-11.

Ihsan Maulana Mustofa pun tak dapat memanfaatkan keunggulannya atas Khosit Phetpradab (Thailand), ketika unggul 16-10 dan 20-18.

“Begitu juga dengan Gregoria, lalu juga Ihsan. Ada kesempatan, sudah leading, tidak bisa menekan lawan. Saat kita unggul, harusnya benar-benar menekan, nggak boleh kasih kesempatan sedikitpun. Tetapi ini loose (fokus) sedikit, langsung hilang (poin),” jelas Susy.

“PR kami banyak, ternyata tidak satu dua pemain saja. Kami akan diskusi dengan pelatih, seperti apa jalan keluarnya. Intinya atletnya harus mengubah mindset mereka sendiri,” tutur Susy.

© Herry Ibrahim/INDOSPORT
Gregoria Mariska di babak pertama Indonesia Open 2017. Copyright: Herry Ibrahim/INDOSPORTGregoria Mariska di babak pertama Indonesia Open 2017.