Faktor U Jadi Penyebab Owi/Butet Cuma Runner-Up Grup B Dubai Super Series 2017

Jumat, 15 Desember 2017 20:55 WIB
Editor: Ivan Reinhard Manurung
© HUMAS PP PBSI
Pasangan ganda campuran Indonesia, Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir di ajang BWF Dubai World Super Series Finals 2017. Copyright: © HUMAS PP PBSI
Pasangan ganda campuran Indonesia, Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir di ajang BWF Dubai World Super Series Finals 2017.

Performa pasangan ganda campuran terbaik Indonesia, Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir di penyisihan Grup B Dubai Super Series Final 2017 patut diacungi jempol. Bagaimana tidak, di dua laga awal, pasangan yang kerap disapa Owi/Butet ini sukses meraih kemenangan.

Pada pertandingan pertama, Owi/Butet sukses mengalahkan pasangan suami istri asal Inggris, Chris Adcock/Gabrielle Adcock dengan skor akhir 21-18, 18-21, dan 21-14. Keperkasaan Owi/Butet pun terus berlanjut setelah menang dua set langsung atas wakil Malaysia, Tan Kian Meng/Lai Pei Jing dengan skor akhir 21-17 dan 21-19.

Sial bagi pasangan yang merebut medali emas Olimpiade 2016 itu, di laga pamungkas mereka harus menyerah di tangan pasangan China, Wang Yilyu/Huang Dongping dengan skor akhir, 9-21, 21-11, dan 11-21.

© HUMAS PP PBSI
Pasangan ganda campuran Indonesia, Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir di ajang BWF Dubai World Super Series Finals 2017. Copyright: HUMAS PP PBSIOwi/Butet sukses melangkah ke semifinal Dubai Super Series Final 2017.

Usai pertandingan, Tontowi menyebut bahwa kekalahannya di laga terakhir ini dikarenakan mereka salah menggunakan strategi. Selain itu, ia menilai lawan juga lebih siap untuk bermain.

"Kami kalah start di game pertama, istilahnya lawan sudah mendahului kami, walaupun kami main dengan pola seperti apa. Kami kurang sigap. Di game kedua, kami bisa menemukan pola kami, tetapi di game ketiga kami kembali tertekan," sebut Tontowi seperti dikutip dari rilis yang diterima INDOSPORT.

Menambahkan tanggapan Tontowi, Liliyana juga tidak menutupi alasan mereka sulit mengimbangi permainan pasangan China adalah karena usia mereka yang lebih tua.

"Lawan adalah pasangan muda yang lebih cepat, kalau main lawan mereka harus pakai taktik, harus benar cara mainnya. Di game kedua kami bisa menerapkan strategi kami, tetapi di game ketiga mereka sudah lebih siap dan tidak mudah ‘dimatikan’," kata wanita kelahiran 9 September 1985 itu.

© HUMAS PP PBSI
Pasangan ganda campuran Indonesia, Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir di ajang BWF Dubai World Super Series Finals 2017. Copyright: HUMAS PP PBSIOwi/Butet mengakui sulit mengimbangi permainan pasangan China yang usianya lebih muda dari mereka.

Meskipun gagal meraih kemenangan di laga terakhir penyisihan grup, Owi/Butet patut berbangga diri karena setidaknya mereka berhasil melangkah ke babak semifinal dengan status runner-up Grup B.

Mereka menjadi satu-satunya wakil Indonesia nomor ganda campuran yang memastikan diri ke babak semifinal, setelah pasangan Tanah Air lainnya, Praveen Jordan/Debby Susanto dipastikan tersingir usai menelan tiga kekalahan beruntun.