Piala Afrika

Maroko Diizinkan Tampil di Piala Afrika 2017 dan 2019

Jumat, 3 April 2015 00:07 WIB
Editor: Dimas Hendro Nugroho
 Copyright:

Sebelumnya, CAF menghukum Federasi Sepak Bola Maroko (FRMF) dengan skors larangan tampil di Piala Afrika 2017 dan 2019, serta denda sebesar $1 juta (Rp13 miliar) setelah negara itu memutuskan untuk menarik diri dan tidak menjadi tuan rumah Piala Afrika, awal 2015 lalu, di tengah kekhawatiran terkait krisis Ebola.

CAS mengatakan bahwa pihaknya "menegakkan banding dalam proporsi yang besar, alias berusaha bertindak seadil-adilnya."

"Sanksi-sanksi yang dijatuhkan CAF kepada RFMF telah dikesampingkan, dengan pengecualian terhadap denda, yang dikurangi menjadi sebesar $50.000 (Rp650,75 juta) 'saja'."

Akan tetapi, CAF mewajibkan RFMF untuk membayar 8 juta (Rp113 miliar) untuk kerugian yang dialami CAF dan mitra-mitranya menyusul pengunduran tersebut." Dan CAS, pengadilan banding tertinggi di dunia olahraga, mengatakan "permintaan terkait kompensasi untuk kemungkinan kerugian yang disebabkan oleh FRMF kepada CAF masih akan diperiksa oleh yuridiksi lainnya."

Kala itu FRMF meminta agar Piala Afrika yang dihelat pada Januari-Februari 2015, untuk ditunda karena kecemasan terhadap potensi menyebarnya virus Ebola, dan kemudian menolak menjadi tuan rumah ketika mereka tidak diizinkan menundanya.

Venue Piala Afrika akhirnya dipindahkan saat "detik-detik" terakhir ke Ekuatorial Guinea, dan akhirnya dimenangi oleh Pantai Gading pada 8 Februari lalu.

Menyusul keputusan CAF tersebut, Divisi Afrika pada persatuan pemain profesional FIFPro pun mengecam para petinggi sepak bola Afrika di CAF, terkait perlakuan mereka terhadap Maroko.

1