Torabika Soccer Championship 2016

Jakmania Rusuh, Ini Komentar Pentolan Viking

Sabtu, 25 Juni 2016 23:09 WIB
Kontributor: Ginanjar | Editor: Tengku Sufiyanto
© Muhammad Ginanjar/INDOSPORT
 Copyright: © Muhammad Ginanjar/INDOSPORT

Sejumlah suporter Persija Jakarta, The Jakmania melakukan tindakan yang memalukan ketika tim kesayangannya bertanding menghadapi Sriwijaya FC, pada laga lanjutan pekan kedelapan kompetisi Torabika Soccer Championship (TSC) 2016, di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Senayan, Jakarta, Jumat malam WIB.

Ketika itu, Jakmania menerobos masuk ke dalam lapangan untuk meluapkan kekesalannya saat Persija tertinggal satu gol atas Sriwijaya FC. Tak hanya itu, mereka juga melemparkan flare ke dalam lapangan sehingga menyebabkan bentrokan dengan pihak keamanan atau kepolisian.

Tindakan tersebut membuat sejumlah pihak ikut prihatin. Termasuk Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) yang berencana akan menghentikan TSC 2016.


Sebuah mobil tampak rusak parah pasca kerusuhan The Jakmania di GBK, Jumat (24/06/16). (INDOSPORT/Herry Ibrahim)

"Sangat disayangkan, karena dampaknya akan meluas. Bahkan, bisa saja TSC dihentikan," ujar pentolan suporter fanatik Persib Bandung, Viking Persib Club (VPC), Yana Umar kepada INDOSPORT.

Menurut Yana, penghentian TSC akan merugikan banyak pihak, dari mulai klub, pemain, pedagang dan elemen-elemen lainnya termasuk suporter. Kondisi ini sama seperti ketika Indonesia Super League (ISL) 2015 dihentikan lantaran Kemenpora tak mengakui organisasi PSSI yang diketuai La Nyalla Mattalitti.

"Jelas sangat merugikan. Belum lagi masalah kontrak pemain. Ini bukan hanya Persib saja yang rugi tapi semua tim merugi. Seperti Liga kemarin," katanya.


Sekumpulan The Jakmania saat melakukan aksi rusuh, Jumat (24/06/16). (INDOSPORT/Herry Ibrahim)

Yana pun berharap Menpora, Imam Nahrawi tidak mengambil keputusan dengan tergesa-gesa. Perlu pertimbangan yang matang sebelum melakukan tindakan apalagi jika sampai menghentikan TSC 2016. 

"Berembuk dulu saja dengan semua pihak, dari mulai dengan tim, PT GTS, suporter dan semua pihak. Agar ditemukan jalan keluarnya. Jangan memutuskan seenaknya. Ini sama dengan menutup rezeki orang," ujarnya.

"Agar kejadian tersebut tidak kembali terulang, berikan sanksi yang keras kepada Jakmania dan suporter lainnya, jika membuat ulah. Misalnya, sanksi setahun atau seumur hidup tidak boleh ada di Stadion kalau melakukan anarkis lagi," tegasnya.

525