Campur Tangan Yunani Pasca Kemenangan Sensasional Portugal dan Leicester City

Senin, 11 Juli 2016 09:21 WIB
Editor: Galih Prasetyo
 Copyright:

Siapa yang menyangkan saat Leicester City di akhir musim Liga Primer Inggris mampu melewati klub mapan seperti Manchester United, Manchester City, Arsenal, Liverpool serta Chelsea dan keluar sebagai juara. 

Siapa yang menerka jika Portugal mampu keluar sebagai juara Piala Eropa tahun ini, padahal perjalanan Cristiano Ronaldo dan kawan-kawan terseok-seok dari babak fase grup. Bahkan mereka beruntung karena ada sistem format baru Euro 2016. 

Dua orang dibalik kesuksesaan dua tim ini, Claudio Ranieri dan Fernando Santos ternyata memiliki kesamaan. Keduanya diketahui sama-sama pernah merintis karier sebagai pelatih di liga Yunani. 

Bahkan khusus untuk Santos, kemampuan meracik formasi dan skema bermainnya lebih banyak diasah di Yunani. Santos tercatat sudah melatih di liga Yunani sejak 2001 lalu. Saat itu, ia melatih AEK Athens. 

Setelah itu, sejumlah klub Yunani ia besut, seperti Panathinaikos dan PAOK. Terakhir sebelum melatih Portugal, ia juga sempat menangani timnas Yunani selama empat tahun. 

Menariknya, hal sama juga ternyata ditorehkan oleh pelatih Leicester City, Claudio Ranieri. Pria Italia itu ialah pengganti Santos saat dipecah oleh federasi Yunani dari kursi pelatih timnas pada 2014 lalu. 

Satu kesamaan dari dua pelatih yang musim ini meraih gelar juara ialah menjadi pelatih 'tak dianggap' oleh timnas Yunani. Selain itu, jika ditilik dari segi permainan kedua tim yang mereka asuh, ada kesamaan dengan timnas Yunani saat meraih trofi juara Euro 2004 lalu. 

Yakni soal bermain bertahan dan mengandalkan serangan balik dari sektor sayap. Jika Ranieri memiliki sosok Riyad Mahrez dan Jamie Vardy di depan untuk melakoni skema tersebut maka Santois memiliki Renato Sanches, Nani serta Cristiano Ronadlo. 

Negeri para dewa di tahun ini sukses 'menciptakan' dewa-dewa baru di sepakbola Eropa, Leicester City dan Portugal. 

1.2K