Terima Kasih Alfred Riedl untuk Semua Jasa-jasamu Bagi Timnas Indonesia!

Minggu, 8 Januari 2017 17:43 WIB
Penulis: Lanjar Wiratri | Editor: Tengku Sufiyanto
 Copyright:

PSSI telah menyampaikan kandidat pelatih untuk Timnas Indonesia, mulai dari U-15, U-19, dan U-22 yang juga akan sekaligus menangani Timnas Senior. PSSI masih mempertimbangkan dua nama pelatih asal Spanyol untuk menukangi Timnas Senior dan U-22, yakni Luis Fernandez dan mantan bintang Real Madrid, Luis Milla.

Indra Sjafri dan Wolfgang Pikal masuk kandidat utama pelatih Timnas U-19. Lalu ada Rudy Eka Priyambada dan Fachri Husaini yang di antara keduanya bakal membesut Timnas U-15.

Hal itu membuat Alfred Riedl dipastikan tidak kembali menukangi Timnas Garuda. Meski begitu, sosok Rield dapat dikatakan sangat berjasa bagi Timnas dalam tiga periode kepelatihannya (2010, 2014, dan 2016). Berkatnya, Skuat Garuda mampu menggapai final Piala AFF 2010 dan 2016. Meski pada akhirnya pria berumur 67 tahun itu gagal membawa trofi gelar juara Piala AFF ke Tanah Air. 

"Di antara ketiga final AFF (satu bersama Vietnam), final Piala AFF 2010 menjadi yang paling pahit buat saya, karena ketika itu Indonesia punya tim terbaik di turnamen," sesal Riedl seperti dilansir CNN Indonesia.
 


Alfred Riedl selalu nyaris berhasil membawa Timnas juara

Namun, kapasitas Riedl tak bisa disepelekan. Ia telah membentuk fondasi Timnas Garuda yang sangat menawan. Riedl membentuk kekuatan Timnas yang sangat apik dimulai pada Piala AFF 2010.

Ia mengandalkan sejumlah pemain senior dan beberapa pemain muda ketika itu. Firman Utina dan Ahmad Bustomi menjadi salah satu pemain senior andalan Riedl. Kemudian Irfan Bachdim salah satu pemain junior andalannya.

Riedl berhasil membawa Timnas melaju ke final tanpa sekalipun menderita kekalahan dari babak penyisihan grup hingga semifinal. Sayang, nasib kurang beruntung melanda Timnas usai dikalahkan Malaysia di partai final.
 


Alfred Riedl saat dijamu Presiden Jokowi di Istana Negara.

Dua tahun berselang posisi Riedl digantikan Nilmaizar. Setelah itu, Riedl kembali menangani Timnas di Piala AFF 2014. Sayang, ia gagal meloloskan Timnas ke babak penyisihan grup.

Setelah itu, Riedl bukanlah sosok pelatih yang akan cepat menyerah pada keadaan. Hal tersebut terbukti saat dirinya kembali dipercaya menukangi Timnas di Piala AFF 2016 usai Indonesia terlepas dari sanksi FIFA.

Berbagai badai masalah menghadapi persiapan Riedl dengan Timnas Garuda. Ia memiliki waktu persiapan yang mepet hanya tiga bulan. Belum lagi pembatasan jumlah pemain yang hanya memperbolehkan satu klub Torabika Soccer Championship (TSC) 2016 mengirimkan dua penggawa.

”Saya merasakan penunjukkan PSSI untuk sekarang sama dengan 2010 silam. Saya buta pengetahuan pemain Indonesia. Saat itu, saya memilih 12 pemain muka baru dari 23 nama,” ujar Riedl saat pertama kali dipercaya menangani Skuat Garuda.

Pria yang pernah membesut Timnas Palestina pada 2004 hingga 2005 itu tetap optimistis mampu membawa Indonesia juara Piala AFF. Dengan persiapan yang paling tertinggal dibandingkan dengan peserta lainnya, Riedl sukses mengantar Andik Vermansah dan kawan-kawan menggapai final.
 


Riedl memimpin doa sebelum laga final Piala AFF 2016

Riedl sedikit demi sedikt mampu membawa Tim Garuda meraih kemenangan usai terpuruk di fase grup. Hingga akhirnya kembali berhadapan dengan musuh bebuyutan Timnas Garuda, Thailand.

Sayang keberuntungan belum memihak Timnas. Skuat Garuda mampu menang 2-1 atas Thailand dalam laga final leg pertama di Stadion Pakansari, Cibinong, Kabupaten Bogor, 14 Desember 2016 lalu. Kemudian, Boaz Solossa Cs menyerah 0-2 dari Thailand pada final leg kedua di Stadion Rajamangala, Bangkok, tiga hari berselang. Indonesia kembali gagal meraih gelar juara Piala AFF.

Sesuai kontrak dengan PSSI, masa bakti Riedl sebagai pelatih Timnas berakhir usai Piala AFF 2016. Rasa pahit gagal membawa Timnas menang di partai final memang menyakitkan, namun Riedl masih menyimpan sedikit asa untuk kembali terus membesut Tim Merah Putih.

“Tapi itu akan sangat menarik untuk membuat Timnas yang kuat dengan segala kemungkinan, tidak seperti tahun ini yang menyulitkan, dan mungkin nanti kami bisa menantang Thailand dengan cara lain," ujar Riedl usai pertandingan final leg kedua Piala AFF 2016 di Stadion Rajamangala, Thailand.
 

Luis Milla, pelatih berdarah Spanyol kandidat suksesor Riedl di Timnas

Akan tetapi, Riedl harus mengubur asanya melatih kembali Timnas seiring penunjukkan kandidat pelatih Skuat Garuda oleh PSSI. Kedua kandidat suksesor Riedl adalah pelatih asal Spanyol bernama Luis Fernandez dan Luis Milla.

Luis Fernandez merupakan mantan pelatih Paris Saint-Germain (PSG) dan beberapa klub profesional di Prancis. Sementara itu, Luis Milla adalah mantan pelatih Timnas Spanyol U-21 yang membawa David de Gea dan kawan-kawan menjuarai Euro U-21 tahun 2011 silam.

Meski begitu, Riedl sudah mempersembahkan sesuatu berharga yang menjadi fundamental Timnas. Hal itu bisa terlihat saat pria yang akrab disapa Opa Riedl itu secara tidak langsung membentuk fondasi Timnas Garuda pada ajang Piala AFF 2016

Ia memberi kesempatan pada pemain muda untuk berkembang. Riedl secara 80 persen mengandalkan the young guns Indonesia. Nama-nama macam Hansamu Yama Pranata, Abduh Lestaluhu, Manahati Lestusen, Rudolof Yanto Basna, hingga Bayu Pradana mendapat jam terbang lebih ketika Riedl membesut Timnas di Piala AFF 2016. Hanya ada Boaz Solossa, Zulham Zamrun, Andik Vermansah, dan Benny Wahyudi yang menjadi pemain senior andalan Riedl di Piala AFF 2016.

Selamat menikmati hari-harimu selanjutnya. Terima kasih Opa Riedl untuk semua jasa-jasamu bagi Timnas Indonesia!!                                                                                          

7.2K