Dilansir oleh BBC, salah satu pemain tersebut adalah gelandang kawakan asal Pantai Gading, Yaya Toure. Gelandang milik Manchester City ini dikabarkan menolak tawaran gaji selangit dari klub China yang tak disebutkan namanya.
Tak tanggung-tanggung, Yaya menolak gaji sebesar 430 ribu poundsterling, atau sekitar Rp7 miliar per pekan. Padahal dengan gaji fantastis ini, dirinya bisa saja menjadi pemain kedua dengan gaji tertinggi di dunia setelah Tevez, yang mendapatkan Rp10,1 miliar per pekan.
Pemain yang akan menginjak usia 34 tahun pada bulan Mei ini tidak tergiur dengan uang yang ditawarkan. Dirinya tetap ingin tampil di Eropa, terutama Inggris, walau kontraknya di Etihad Stadium akan habis pada akhir musim ini.
Yaya Toure (kanan) saat diberi instruksi oleh Pep Guardiola.
Keinginannya bertahan di Eropa patut diacungi jempol. Pasalnya, di umurnya yang sudah tidak lagi muda, Yaya tetap ingin bermain dan berkompetisi di level Eropa. Ditambah lagi dengan ketidakpastian Pep Guardiola dalam memberikan garansi perpanjangan kontrak kepadanya.
Hal senada juga dikatakan oleh winger gaek Bayern Munchen asal Belanda, Arjen Robben. Menurutnya, karier seorang pesepakbola telah usai bila orang tersebut menerima tawaran dan bermain di klub China.
Robben saat merayakan selebrasinya.
“Pindah ke klub China akan menjadi karier terakhir untuk Anda. Kehebohan yang terjadi karena tawaran yang gila hanya membuat Anda akan berpikir tentang uang saja. Karier sesungguhnya untuk pesepakbola adalah sebuah prestasi,” ucapnya dikutip FourFourTwo.
Diliriknya dua pemain kawakan tersebut oleh klub China bukan tanpa alasan. Yaya Toure setidaknya sudah sangat terkenal di Eropa saat masih memperkuat Barcelona, begitu pula dengan Robben yang pernah memperkuat Real Madrid dan Chelsea.