Benarkah Menyebut 'Man U' adalah Sebuah Penghinaan? Ini Penjelasannya

Senin, 6 Februari 2017 20:22 WIB
Editor: Ahmad Priobudiyono
 Copyright:

Tepat pada hari ini, 59 tahun lalu, tepatnya pada 6 Februari 1958, skuat muda Manchester United yang ditukangi oleh Sir Matt Busby hancur oleh tragedi kecelakaan pesawat. Tragedi tersebut merenggut nyawa delapan pemain, tiga staf dan 10 orang lainnya.

Sekitar tahun 2008 hingga 2010 sempat muncul pro-kontra di kalangan fans Manchester United karena muncul polemik soal penyebutan "Man U" sebagai singkatan dari Manchester United. Penyebutan itu dianggap sama saja dengan penghinaan terhadap Tragedi Munich. 

Polemik ini bermula ketika juru bicara kelompok suporter Manchester United di Mumbai, Dhruv Tikka menyuarakan keperihatinannya melalui sebuah tulisan di blog Manchester United Fans Club Mumbai (MUFCM) dengan judul "Not Man U, Only Man Utd". 

Dalam tulisannya, Tikka menjelaskan mengapa klub berjuluk The Reds Devil itu tidak seharusnya ditulis dengan singkatan "Man U". Karena menurutnya, kata "Utd" adalah singkatan yang tepat untuk Manchester United, dan tidak ada yang lebih baik dari itu menurut Tikka.


Insiden Tragedi Munich yang menewaskan pemain dan staf Man United.

Dhruv Tikka menyebut, istilah "Man U" sengaja digunakan oleh fans rival Manchester United, bahkan para fans rival kerap menyanyikan lagu untuk mengejek kecelakan tersebut, seperti lagu yang dipopulerkan oleh fans Liverpool "Man U Never Intended Coming Home". 

Jika huruf pertama dari setiap kata di lirik tersebut disatukan, maka akan membentuk M-U-N-I-C-H.

Lagu itu sendiri awalnya dibuat oleh fans West Brom untuk mengejek kematian Duncan Edwards yang dianggap pengkhianat, karena semasa muda Duncan menjadi rebutan, West Brom, Man United dan Liverpool. 

Tapi Edward lebih memilih Man United ketimbang bergabung dengan West Brom, klub asal kampung halamannya di Dudley. Fans Leeds dan Liverpool kemudian turut serta dalam mempopulerkan lagu tersebut.

Tulisan Tikka kemudian dimuat ulang dan dibahas dalam forum MUST (Manchester United Supporter Trust), hingga menjadi perdebatan panas dikalangan fans Man United di Asia untuk mencari sebuah kebenaran.


Anggota Manchester United Fans Club di Mumbai, India.

Melihat kesimpangsiuran informasi yang beredar di internet mengenai penyebutan tersebut, Gary Lim, seorang wartawan News Paper Singapura pun merespon polemik ini dengan menulis artikel berjudul "What's Wrong With Saying Man U?" pada September 2008.

Gary Lim berusaha menggali lebih dalam soal penyebutan 'Man U' yang dianggap sebagai sebuah penghinaan dengan bertanya kepada Steve Bates, seorang jurnalis Inggris yang sudah 30 tahun lebih meliput Manchester United sekaligus bekerja untuk The News Paper. 

Menjawab pertanyaan Lim, Bates menyangkal jika penyebutan "Man U" sebagai sebuah kesalahan. "Tidak ada yang salah dengan istilah 'Man U'. Aku bahkan sudah mengecek kepada petinggi klub. Mereka pun berpendapat sama denganku," ujar Bates.

Sampai sejauh ini, belum ada fakta lain yang mendukung pendapat Dhruv Tikka yang juga sempat dimuat di artikel Goal.com India, terkait penyebutan "Man U" sebagai konotasi dari bentuk penghinaan terhadap Tragedi Munich.


Merchandise berupa pin yang pernah dijual di kios merchandise Man United.

Salah satu bukti bahwa penggunaan singkatan "Man U" bukan merupakan penghinaan untuk Tragedi Munich adalah adanya pin yang bertuliskan "Man U" dengan latar foto salah seorang pemain yang menjadi korban tragedi, yakni Geoff Bent.

Pin yang diduga dibuat oleh salah seorang fans Man United bernama Brenda itu dijual di kios merchandise milik Sir Matt Busby di Old Trafford sebelum adanya toko resmi Megastore. 

Kios merchandise tersebut berdiri persis di bawah jam peringatan Tragedi Munich, dekat pintu masuk East Stand. Sayangnya, kios itu saat ini sudah tidak ada lagi karena sudah berubah menjadi monumen peringatan Tragedi Munich.


Kios merchandise milik Sir Matt Busby yang pernah menjual pin bertulis "Man U".

Pin tersebut semakin menguatkan jika singkatan "Man U" tidak mengandung konotasi penghinaan terhadap Tragedi Munich. Asumsinya, tidak akan mungkin seorang Sir Matt menjual pin tersebut di kios miliknya jika Pin tersebut mengandung konotasi hinaan.

Pasalnya, ia sendiri termasuk salah satu korban dari insiden kecelakaan tersebut bersama beberapa anak asuhnya. 

Sebagian besar pendukung Man United sendiri meyakini jika asal muasal dari penyebutan "Man U" tersebut muncul pada tahun 50-an. Tujuannya, tak lain hanya untuk mempersingkat penulisan nama Manchester United di kolom surat kabar pada saat itu.

Para jurnalis menggunakan singkatan tersebut tanpa bermaksud mengubah arti atau pun memberikan arti lain dari pengunaan singkatan tersebut. Sebagai contoh, Birmingham City disingkat menjadi B'ham City, Sunderland menjadi S'land, Sheffield Wed menjadi Sheff W dan seterusnya.  

Sedangkan untuk Manchester United, singkatan yang sering digunakan adalah Man Utd atau Man U, tergantung dari surat kabar yang memuatnya.

Sementara penggunaan singkatan "Man U" di media elektronik baru muncul pada tahun 1960-an setelah dipopulerkan oleh stasiun televisi ITV. 

Padahal sebelumnya, pada tahun 1950-an sudah ada stasiun televisi BBC, namun BBC tidak pernah menyingkat Manchester United menjadi Man United, atau pun Man U dalam setiap pemberitaannya.  

Penulis: Juni Adi

873