Gara-gara Kasus Mantan Pemain Persib, AFC Gandeng Interpol Berantas Match Fixing

Kamis, 9 Februari 2017 20:05 WIB
Penulis: Petrus Manus Da' Yerimon | Editor: Ahmad Priobudiyono
© Herry Ibrahim/INDOSPORT
Kiri-kanan: Edy Rahmayadi, Sekjen AFC Dato Windsor John dan Joko Driyono. Copyright: © Herry Ibrahim/INDOSPORT
Kiri-kanan: Edy Rahmayadi, Sekjen AFC Dato Windsor John dan Joko Driyono.

Sekretaris Jenderal AFC, Datuk Windsor Jhon menegaskan hal tersebut saat melakukan kunjungan kerja ke kantor Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) di Jakarta. 

John menjelaskan bahwa saat ini AFC tengah berkonsentrasi dalam memerangi praktik perjudian, seperti pengaturan skor, suap, dan beberapa modus lain yang kerap terjadi di kawasan Asia.

Menurut John, AFC bahkan sudah mengambil langkah taktis dengan menggandeng organisasi kepolisian dunia, Interpol, dan penyedia data olahraga, Sportradar untuk menyukseskan misi besar ini.

AFC juga tidak akan segan-segan untuk menjatuhkan sanksi berat terhadap pihak-pihak yang terbukti terlibat dalam kasus perjudian di sepakbola Asia. 

"Ada vonis dari AFC buat pengaturan skor, kita juga sudah kerja sama dengan sportradar untuk membantu memantau hal tersebut. Minggu lalu, Jeonbuk Hyundai yang terlibat match fixing, makanya kita eliminasi dari Liga Champions Asia," ujar John.

"Kita juga sudah bekerja sama dengan Asianpol (Polisi Internasional Asia), mereka yang akan membantu kita mengurus pelaku di luar sepakbola, sementara kalau terkait pelaku yang berkecimpung di sepakbola akan kita tangani sendiri," jelasnya.

Kasus perjudian di sepakbola khususnya di kawasan Asia memang masih kerap terjadi. Salah satu contohnya adalah kasus penangkapan mantan pemain asing Persib Bandung dan Arema Indonesia, Marcio Souza, di Brasil pada Rabu (06/07/16) lalu. 

Pernyataan resmi pemimpin tim investigasi 'Game Over' (sebutan kasus Marcio), Kelly Cristina Sacchetto Cesar de Andrade mengungkapkan tujuh orang yang sudah ditangkap itu diduga telah bekerja sama dengan sindikat bandar judi di kawasan Asia, khususnya di tiga negara Malaysia, Tiongkok, dan Indonesia.

371