Puji Kinerja PSSI, Klub Indonesia Optimistis Sepakbola Indonesia Semakin Bersih

Rabu, 22 Februari 2017 18:21 WIB
Penulis: Muhammad Adiyaksa | Editor: Rizky Pratama Putra
© Lanjar Wiratri/INDOSPORT
Konferensi pers Piala Presiden 2017. Copyright: © Lanjar Wiratri/INDOSPORT
Konferensi pers Piala Presiden 2017.

Perkembangan kondisi sepakbola Indonesia semakin berjalan positif setiap tahunnya. Dibanding musim-musim sebelumnya, Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) dinilai telah semakin baik mengevaluasi dan menjalankan roda kompetisi.

Pada beberapa musim ke belakang, kondisi sepakbola Indonesia memang bisa dikatakan telah melewati proses masa kritis. Dimulai dari banyaknya tudingan terkait pertandingan yang telah diatur, pesanan untuk menjadi juara Liga, aksi sepakbola gajah, hingga tidak digulirkannya kompetisi akibat pembekuan PSSI oleh pemerintah. 

Memasuki pucuk kepemimpinan Edy Rahmayadi sebagai Ketua Umum PSSI peridode 2016-2020, asosiasi tertinggi sepakbola Indonesia itu mulai berbenah sedikit demi sedikit. Mengembalikan klub-klub yang memiliki sejarah panjang di kancah sepakbola nasional seperti Persebaya Surabaya dan Arema Indonesia menjadi terobosan awal.

Kongres Tahunan PSSI di awal tahun 2017 lalu menjadi momentum penting perbaikan performa sepakbola nasional.

Gelaran Piala Presiden 2017 menjadi pertaruhan pertama PSSI menjalankan roda persepakbolaan Indonesia jelang kompetisi dimulai. Diikuti oleh 20 peserta, dengan rincian 18 tim berasal dari kasta tertinggi, dan 2 tim kasta kedua, turnamen ini dianggap telah sukses diselenggarakan meskipun baru menginjak babak perempatfinal.

Delapan tim yang bertarung di babak delapan besar menyatakan kepuasannya kepada PSSI dalam mengelola turnamen pramusim ini. Pusamania Borneo FC (PBFC), Madura United, Persib Bandung, Mitra Kukar, Semen Padang, Bhayangkara FC, Arema FC, dan Sriwijaya FC mengakui PSSI sudah cukup maksimal untuk menyukseskan gelaran ini sebagai pemicu awal keberhasilan menggelar kompetisi berikutnya.

"Era ini harus disambut, sudah cukup jelas dan transparan. Sepakbola harus jelas, apalagi soal keuangan. Gelaran Piala Presiden 2017 ini sangat bagus dan menarik untuk ditonton," kata Manajer Madura United, Haruna Soemitro.

"Pada Piala Presiden kali ini, pemikiran pengaturan skor tidak ada. Bukti nyatanya Persipura sebagai juara kompetisi musim lalu bisa tersingkir," jelasnya.

Fakta tersebut didukung dengan semakin baiknya PSSI dalam memberikan distribusi bantuan keuangan kepada klub-klub yang akan berlaga di fase gugur. Iwan Budianto selaku ketua panitia penyelenggara ajang ini mengatakan, pihaknya telah mendistribusikan uang ratusan juta rupiah untuk setiap klub kontestan Piala Presiden 2017, dan tidak ada bantahan dari pihak klub terkait hal itu.

"Kita sudah menjalani kewajiban dalam memberikan distribusi uang kepada klub-klub. Ratusan juta rupiah sudah kita berikan. Di babak semifinal nanti, kita akan berikan uang sebesar Rp500 juta," ujar Iwan.

Iwan Budianto menegaskan aliran dana kepada klub peserta Piala Presiden 2017 dilakukan secara transparan.

Selain itu, konteks masalah yang sering terjadi dalam persepakbolaan Indonesia adalah soal kepemimpinan wasit. Namun pada ajang ini, 8 kontestan babak perempatfinal menilai pengadil pertandingan sudah menjalankan tugasnya dengan baik.

"Untuk kepemimpinan wasit pada Grup 3 Piala Presiden 2017, kami anggap bagus," lugas Media Officer Persib Bandung, Irfan Suryadiredja.

"Kami di Bali banyak improve soal wasit. Kita percaya kepemimpinan Pak Edy. Kita mengapresiasi," timpal perwakilan dari PBFC ketika menghadiri pengundian babak 8 besar Piala Presiden 2017.

Tidak hanya pengakuan dari pihak klub, PSSI mengklaim juga sudah bertindak secara tegas soal wasit. Ketua Steering Committee (SC) Maruarar Sirait mengatakan, pihaknya telah mengistirahatkan 3 wasit yang memimpin babak penyisihan Piala Presiden 2017.

"Kita sudah kembalikan 3 wasit kepada PSSI," beber Ara. 

24