Demi Tambah Penghasilan, Pesepakbola Ini Menyambi Jadi Tukang Jagal

Sabtu, 4 Maret 2017 11:36 WIB
Editor: Gregah Nurikhsani Estuning
© TWITTER/FUTBOLARENA
Hammed Omoseni Abdulsalam tengah melakukan pekerjaan sebagai tukang daging. Copyright: © TWITTER/FUTBOLARENA
Hammed Omoseni Abdulsalam tengah melakukan pekerjaan sebagai tukang daging.

Pesepakbola Nigeria yang berkarier di Turki, Hammed Omoseni Abdulsalam, memiliki pekerjaan sambilan yang unik. Untuk meringankan beban hidup ia dan keluarganya, Abdulsalam rela menjadi tukang jagal di sebuah rumah pemotongan hewan di sela-sela waktunya, Sabtu (04/03/17).

Ahmet bekerja part-time sebagai tukang daging.

Sebagian orang mungkin menganggap sepakbola sebagai hiburan, sebagian lagi menganggapnya lebih serius, seperti hidup dan mati, tidak sedikit pula yang menggantungkan hidupnya dari sepakbola, baik itu suporter maupun aktor lapangan hijau langsung.

Yang jelas, bagi pesepakbola profesional, sepakbola bukan hanya sekadar hobi, lebih dari itu, sepakbola bagi mereka merupakan mata pencaharian. Sayangnya, tidak jarang pesepakbola masih perlu mendapatkan uang saku tambahan karena gaji rendah dari klub atau lebih parah lagi, telat gajian.

Hammed Omoseni Abdulsalam, atau rekan-rekannya di tim amatir Saiteli Kadinhani Belediyespor biasa memanggilnya Ahmet, adalah salah satu contoh pesepakbola yang harus kerja part-time untuk tetap bisa menyambung hidup.

Kedatangannya ke Turki bukannya tanpa alasan. Teman-teman dekatnya menyuruh Ahmet untuk berkarier di Turki saja karena gaji yang ia terima di Nigeria, tempat asalnya, tidak sebanding dengan skill yang ia miliki.

Tiba di Negeri 1000 Sultan, Ahmet 'beruntung' menemukan tim sepakbola, walau masih amatir, yang mau menampungnya. Pemain yang diketahui mengidolai seniornya di Besiktas, Atiba Hutchinson itu akhirnya menerima pinangan Kadinhani.

Di Turki, sebenarnya gaji yang ia dapat lebih baik ketimbang di Nigeria. Selain itu, ia Ahmet mengaku bahwa kehidupan Islami di sana membuatnya betah, terutama karena masyarakat di tempat tinggalnya menerima Ahmet dengan sangat baik.

Ahmet pamerkan syal Kadinhani Belediyespor.

Namun tetap saja di awal-awal kepindahannya Ahmet belum mengenal banyak orang, sehingga mau tidak mau ia harus melakukan banyak hal secara mandiri. Termasuk soal makanan, di mana lidahnya awalnya tidak serta merta menerima begitu saja panganan sehari-hari Turki.

Untuk mengisi waktu, di samping untuk menafkahi keluarganya di Nigeria, ia memutuskan untuk menjadi tukang potong daging. Menariknya, pekerjaan itu ia dapatkan dari salah satu rekan pelatihnya di Kadinhani.

Jika tidak latihan, maka sehari-hari kegiatan Ahmet adalah memotong daging dan menjualnya ke pelanggan. Dari situ justru namanya semakin dikenal oleh masyarakat setempat. Jadi ia sukses di dalam lapangan dan di luar lapangan.

208