Kemenangan Arema Disaksikan Pelatih Legendaris yang Kisah Hidupnya Mengharukan

Senin, 6 Maret 2017 03:46 WIB
Editor: Ahmad Priobudiyono
© Twitter/@OngisnadeNet
Paul Cumming, pelatih legendaris yang punya kisah hidup mengharukan di Indonesia. Copyright: © Twitter/@OngisnadeNet
Paul Cumming, pelatih legendaris yang punya kisah hidup mengharukan di Indonesia.

Arema FC memastikan satu jatah tiket ke partai final Piala Presiden 2017 usai meraih kemenangan besar 5-2 atas Semen Padang di Stadion Kanjuruhan, Malang. Keberhasilan Arema FC diwarnai beberapa peristiwa menarik, salah satunya adalah kehadiran pelatih legendaris yang sempat memiliki kisah hidup mengharukan di Indonesia, Senin (06/03/17).

Kemenangan besar Arema FC atas Semen Padang pada Minggu (06/03/17) semakin terasa spesial dengan kehadiran Paul Cumming di tengah lautan para pendukung setia Arema yang memadati tribun Stadion Kanjuruhan, Malang.

Datang dengan menggunakan kursi rodanya, mantan pelatih Perseman Manokwari dan PSBL Bandar lampung itu terlihat semringah dengan raut wajah bersinar menyaksikan sebuah laga besar yang mempertemukan antara dua tim terbaik yang ada di Indonesia pada saat ini.

Kehadiran pelatih asal Inggris yang telah menjadi Warga Negara Indonesia (WNI) itu menjadi kabar gembira bagi publik sepakbola Tanah Air. Pasalnya, Paul Cumming merupakan sosok yang sangat dekat dengan persepakbolaan Indonesia sejak pertama kali datang ke Indonesia pada tahun 1981.

Namun dalam beberapa waktu terakhir, pria yang telah berusia tahun itu sempat terbaring tak berdaya di atas ranjang rumah sakit akibat tumor di kepalanya.

Paul telah mendedikasikan hidupnya untuk sepakbola Indonesia dengan melatih beberapa klub sepakbola Indonesia saat kompetisi sepakbola profesional Indonesia masing terbagi dua, yakni Galatama dan amatir. 

Namanya mulai disegani setelah berhasil mengangkat prestasi Perseman Manokwari dari Divisi Satu ke Divisi Utama, bahkan meraih runner up dalam kompetisi perserikatan pada tahun 1986.

Perjalanan hidup Cumming di Indonesia tidak berjalan mulus, beragam kisah mengharukan sempat menerpa kehidupannya. Setelah melatih Perseman, Paul sempat terlunta-lunta di Tanah Papua, berjuang hidup dengan berjualan sembako tapi ia harus kehabisan modal setelah ditipu orang.

Kehidupan Paul sempat kembali membaik setelah Gubernur Lampung, Pudjono Pranyoto mengajaknya untuk melatih Persatuan Sepakbola Bandar Lampung (PSBL). Paul pun sukses mengantarkan PSBL ke puncak kompetisi Liga Indonesia hingga partai semifinal di Senayan pada tahun 1988.

Tapi karena krisis ekonomi, PSBL memberhentikannya dari jabatan pelatih untuk melakukan penghematan finansial. Paul pun kembali beralih profesi dengan membuka usaha penyewaan perahu di Pantai Ringgung, Lampung. 

Tapi nasibnya lagi-lagi harus mengalami kesialan. Usaha sewa perahu dan warungnya sering didatangi para preman, hewan peliharaannya sering diracun orang, hingga pada puncaknya Paul sempat ditusuk preman. 

Namun saat melapor ke polisi ia malah direpotkan dengan proses laporan yang bertele-tele padahal darah segar masih mengucur dari punggungnya. Bahkan setelah laporan diterima, Paul malah dipaksa untuk memaafkan sang preman agar tindak kriminalnya tidak lanjut diproses. Paul pun kembali terlunta-lunta.

Menpora Imam Nahrawi saat mengunjungi Paul Cumming yang sempat tergolek lemah akibat tumor di kepalanya.

Di masa tuanya, kisah hidup Paul pun tak kunjung membaik. Ia menderita sakit spondilosis, sejenis penyakit rematik yang menyerang tulang belakang. Dokter menyatakan jika ia tak boleh terjatuh, karena jika sampai terjatuh ia tidak akan lagi bisa untuk berdiri.

Paul juga memiliki luka di kepala yang tidak bisa mengering. Terakhir luka itu bahkan berkembang menjadi tumor yang membesar. Beruntung pada tahun 2015 lalu ia mendapat bantuan dari Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Iman Nahrawi untuk menjalani operasi.

3.5K