Pejabat di Rusia Ingin Olahragakan Hooliganisme

Senin, 6 Maret 2017 15:59 WIB
Editor: Gregah Nurikhsani Estuning
© Lars Baron/Getty Images
Kerusuhan antara fans Inggris dan fans Rusia di Piala Euro 2016 silam. Copyright: © Lars Baron/Getty Images
Kerusuhan antara fans Inggris dan fans Rusia di Piala Euro 2016 silam.

Anggota legislatif di Rusia mempunyai solusi untuk memecahkan permasalahan hooligans di negaranya. Jelang Piala Dunia 2018 di Negeri Beruang Merah, mereka berencana untuk menjadikan hooliganisme sebagai olahraga, Senin (06/03/17).

Kecemasan menganai kelompok suporter garis keras ini tak kunjung reda. Padahal Rusia akan menjadi tuan rumah Piala Dunia tahun 2018 mendatang. Kerusuhan yang melibatkan suporter Inggris dan Rusia di Piala Euro 2016 di Prancis kemarin semakin memperburuk citra Rusia di mata dunia.

Namun menariknya, hal ini malah membuat Igor Lebedev, pejabat yang duduk di kursi parlemen, berinisiatif membuat peraturan yang bernama Draka, atau dalam bahasa Indonesia berarti Pertarungan, 20 lawan 20, tanpa senjata, di atas arena atau ring khusus.

Dilansir BT, Lebedev beranggapan bahwa dengan mengorganisir pertarungan antar fans garis keras seperti itu justru bisa menciptakan 'perdamaian'. Terlebih, ia yakin cara ini bisa menjadi jenis olahraga baru.

"Ini bisa mengubah agresifitas fans ke arah perdamaian. Rusia akan menjadi pionir olahraga baru," kata Lebedev.

Lebih jauh, ia mengatakan bahwa cara ini bisa mencegah kerusuhan yang lebih besar. Sebab, pertarungan akan terfokus pada satu arena saja.

"Contoh, fans Inggris datang, meminta pertarungan, mereka akan dapatkan, dalam sebuah pertemuan di atas arena," tambahnya lagi.

Lebedev memang sangat frontal dan terbuka mengenai hal ini. Politisi yang berada di bawah payung Partai Nasionalis LDPR itu bahkan memuji dan mendukung 'kemenangan' fans Rusia yang berhasil memukul mundur hooligans Inggris dari Marseille, salah satu kota penyelenggara Piala Euro 2016 kemarin.

228