Liga 1

Madura United Sayangkan Larangan Suporter Ke Kanjuruhan

Kamis, 11 Mei 2017 14:25 WIB
Kontributor: Ian Setiawan | Editor: Yohanes Ishak
© Ian Setiawan/Indosport
Suporter Madura United. Copyright: © Ian Setiawan/Indosport
Suporter Madura United.

Fans MU tidak diizinkan hadir saat kedua tim bertemu dalam pekan keenam kompetisi Liga 1 pada Minggu, 14 Mei 2017 mendatang.

Dalam surat resmi bernomor 024/PANPEL/ADAM/2017 tertanggal 10 Mei kemarin, Panpel Arema FC memang tidak memberikan jatah kuota bagi suporter tim tamu.

Alhasil, baik Tretan Dhibik maupun K-Conk Mania yang setia mendukung MU selama ini, gagal mendapatkan setidaknya 2 ribu lembar tiket atau 5 persen dari kapasitas maksimal Stadion Kanjuruhan yang mencapai 40 ribu penonton.

Alasan kuat panpel yang diketuai Abdul Haris itu tak lain demi pertimbangan keamanan. Pasalnya, suporter MU sempat mengalami gangguan berupa lemparan dari sekelompok oknum suporter saat melintas di perbatasan Malang seusai laga MU kontra Arema di pentas TSC tahun lalu.

"Justru hal ini semakin merenggangkan keharmonisan persahabatan yang kita usung selama ini. Suporter Madura tidak pernah bikin rusuh. Kami hadir untuk menjalin persahabatan," jelas sang presiden klub, Achsanul Qosasi.

"Kami terima saja. Tapi tolong alasannya jangan ditimpakan kepada kami. Seolah suporter Madura akan bikin rusuh di Malang," tambahnya.

Lebih lanjut, pihak klub berjulukan Sapeh Kerab itu pun menegaskan jika sebenarnya tidak ada dendam maupun permusuhan di antara dua kelompok suporter. Maka dari itu, MU sangat menyayangkan pencekalan atas hadirnya pendukung Bayu Gatra dkk di stadion.

"Semakin dilarang, permusuhan itu akan semakin mengkristal dan muncul dendam. Panpel Arema sudah menghakimi bahwa Aremania dan suporter Madura adalah musuh. Ini salah besar," ungkapnya.

Maka dari itu, MU pun menuntut solusi yang tepat jika benar alasan kuatnya adalah soal keamanan.

"Jika Panpel Arema tidak mampu mengatasi suporter, (sebaiknya) laksanakan (pertandingan) di tempat netral. Kami sangat dirugikan jika suporter kami dilarang hadir," tutup staf anggota Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia tersebut.

415