Mustaqim: Legenda Persebaya di Balik Layar Persija

Jumat, 26 Mei 2017 08:00 WIB
Penulis: Muhammad Adiyaksa | Editor: Tengku Sufiyanto
© Muhammad Adiyaksa/INDOSPORT
Asisten pelatih Persija Jakarta, Mustaqim. Copyright: © Muhammad Adiyaksa/INDOSPORT
Asisten pelatih Persija Jakarta, Mustaqim.

Siapa yang tak mengenal nama Mustaqim? Pencinta sepakbola nasional khususnya era pertengahan 1980-an hingga 1990-an awal pasti sangat mengenal sosok pria kelahiran Surabaya tersebut.

Maklum, Mustaqim merupakan salah satu pesepakbola sukses pada eranya saat membela Persebaya Surabaya. Pria yang dahulu berposisi sebaga striker itu pernah membawa tim Bajul Ijo menjadi juara Perserikatan 1987-1988.

Duetnya bersama Syamsul Arifin sangat ditakuti para pemain lini belakang lawan-lawan Persebaya. Tak hanya gelar Perserikatan, ia juga mempersembahkan Piala Tugu Muda, Piala Persija, dan Piala Hamengkubuwono untuk Persebaya.

Sukses bersama Persebaya, Mustaqim hijrah ke Petrokimia Gresik pada tahun 1989-1990. Setelah itu, ia berpindah-pindah klub mulai dari Assyabaab (1990-1991), Mitra Surabaya (1991-1994), Assyabab Salim Group Surabaya atau ASGS (1994-1996).

Di level Tim Nasional (Timnas) Indonesia, Mustaqim pernah mempersembahkan medali perunggu ketika membela Skuat Garuda di SEA Games 1989 Kuala Lumpur, Malaysia.

© Muhammad Adi Yaksa/Indosport
Coach Mustaqim Copyright: Muhammad Adi Yaksa/IndosportSosok Mustaqim.

Usai menjadi pemain, Mustaqim memutuskan untuk banting setir dengan terjun di dunia kepelatihan. Pria kelahiran 6 September 1964 mengawali karier di dunia kepelatihan ketika menjadi asisten pelatih di Persebaya pada 1997-1999. Lalu ia menjadi asisten pelatih PON Jatim 2000. 

Jabatan pelatih kepala baru didapat ketika menangani Persela Lamongan pada 2000-2001 di kompetisi Divisi Dua. Selanjutnya, Mustaqim menjadi pelatih Timnas Indonesia U-12, Persela (2005), Gresik United (2006), Mitra Kukar (2007), PKT Bontang (2008-2009), Mitra Kukar (2010-2011), Deltras Sidoarjo (2011-2012), dan PS Sumbawa Barat (2013).

Mustaqim juga pernah merasakan suasana Tim Nasional (Timnas). Ketika itu, ia menjadi asisten dari pelatih Aji Santoso kala Timnas Indonesia U-23 berpartisipasi pada ajang SEA Games 2015 di Singapura.

Selanjutnya, Mustaqim kembali berkolaborasi bersama Aji Santoso untuk membesut Persela Lamongan hingga musim kompetisi Torabika Soccer Championship (TSC) 2016 selesai. Setelah kontraknya habis, Abah Takim diangkat sebagai pelatih kepala PS TNI pada ajang pramusim Piala Presiden 2017.

Selama terjun di dunia kepelatihan, Mustaqim menorehkan prestasi dengan membawa Persela menjadi juara Divisi II Liga Indonesia,  mempromosikan Mitra Kukar ke Divisi Utama 2007, medali emas untuk skuat PON Jatim 2000 dan 2004.

© Ian Setiawan/INDOSPORT
Pelatih PS TNI, Mustaqim. Copyright: Ian Setiawan/INDOSPORTMustaqim ketika menjadi pelatih PS TNI.

Kini, Mustaqim memiliki tugas khusus bersama tim kebanggaan Ibu Kota yang sarat sejarah, Persija Jakarta. Ia ditunjuk sebagai asisten pelatih Stefano Cugurra Teco di kompetisi Gojek Traveloka Liga 1 oleh Direktur Macan Kemayoran, Gede Widiade. Mustaqim menggantikan posisi Jan Saragih yang ditugaskan mengomandoi Persija U-19.

“Orangnya pekerja keras, loyalis, dan punya kemampuan serta semangat untuk maju. Satu lagi, ia juga paham soal karakter dan kultur sepakbola nasional. Saya butuh figur asisten pelatih seperti Mustaqim untuk memajukan Persija,” ujar Gede soal alasan merekrut Abah Takim, sapaan akrab Mustaqim.

INDOSPORT mendapat kesempatan untuk melakukan sesi tanya jawab dengan sosok Abah Takim soal kariernya kini bersama Persija. Berikut kutipan wawancaranya:

357