Oki Dwi Putra Sanjaya menjadi salah satu nama wasit kredibel di sepakbola Tanah Air. Pengadil lapangan hijau asal Bandung ini dikenal tegas dan tanpa basa basi memberikan ganjaran berat bagi pemain yang dianggap melakukan pelanggaran keras.
Namun, predikat itu sempat luntur kala dirinya menjadi salah satu wasit yang dirumahkan oleh Komite Wasit PSSI pasca berakhirnya kompetisi Torabika Soccer Championship (TSC) 2016 lalu.
Sempat terlihat lagi saat memimpin laga Piala Presiden, Februari lalu, Oki Dwi akhirnya dipercaya melakukan debut dalam memimpin laga di kompetisi Liga 1 musim ini, saat Arema FC menjamu Bali United, 17 Juni lalu.
Pada debutnya, Oki sudah mendapat saran dan kritik dari kubu Bali United. Hal itu tak lepas dari beberapa keputusannya yang dinilai kurang tepat sepanjang 90 menit memimpin pertandingan yang dimenangkan Arema FC dengan skor 2-0 itu.
Baca Juga: |
---|
Widodo Cahyono Putro mengakui, bahwa Oki dianggap kurang tepat saat memberikan hadiah penalti kepada Arema di menit ke-39, saat Abdul Rahman menjatuhkan Cristian Gonzales dengan satu tarikan.
"Justru kami yang kena penalti saat di babak kedua. Saya kira (pelanggaran I Made Wardana kepada Adam Alis) itu mutlak penalti," pelatih Bali United itu memaparkan.
Kritik berikutnya adalah soal gol Cristian Gonzales di menit ke-53 yang mengenai tangan, saat meneruskan bola muntah hasil heading Muhammad Rafli.
"Tapi ya tidak tahu lagi apa pertimbangan dia. Saya tidak akan protes atau apa soal wasit, karena saya juga bagian dari sepakbola Indonesia," Widodo menambahkan.
Widodo pun lantas memberikan saran kepada Oki untuk terus membenahi diri dalam setiap menjalankan tugas sebagai wasit. Apalagi yang bersangkutan baru saja menjalani skorsing.
"Seharusnya ini bisa menjadi pelajaran bagi Oki, setelah diistirahatkan karena skorsing," pungkasnya.