Sebagai kapten tim, sudah selayaknya seorang pemain menjadi contoh dan teladan bagi rekan setimnya di lapangan hijau, selain peran utamanya menjadi jembatan komunikasi antara pelatih dan pemain.
Pada kompetisi Liga 1 musim ini, peran kedua sudah dijalankan begitu baik oleh Johan Al Farizi. Hanya sayangnya, kapten tim bernomor punggung 87 itu masih kerap mengumbar emosi hingga menyebabkan kerugian besar bagi Arema FC.
Lantaran hal itu lah, fullback kiri kelahiran asli Malang itu mendapatkan dua kali kartu merah, saat Arema FC menghadapi Persija Jakarta dan Bali United. Beruntung, hasil laga kontra Bali United berpihak pada kemenangan Arema, berbanding terbalik ketika melawat ke markas Persija.
"Untuk ke depannya, Al Farizi harus tetap cool dalam bermain. Hati boleh panas, tapi kepala tetap harus dingin," ujar Aji Santoso memberikan saran kepada kapten timnya tersebut.
Dengan sudut pandangan berbeda, Pelatih Arema FC itu merasa perlu untuk membela Al Farizi. Seperti pada kartu merahnya saat laga melawan Bali United, emosi sang kapten berusia 27 tahun itu meninggi lantaran ketidakadilan wasit dalam menjalankan tugasnya.
Kartu merah di menit 68 itu lahir akibat satu tekel keras kepada pemain Bali United. Sebelumnya, Al Farizi sudah diganjar kartu kuning dengan pelanggaran serupa di menit 55.
Baca juga: |
---|
"Dia melakukan pelanggaran karena protes, karena wasit tidak memberi pelanggaran setelah Adam Alis dijatuhkan di kotak penalti," papar Aji.
Meski demikian, Aji mengaku tak ada wacana untuk mengevaluasi kepemimpinan salah satu alumni terbaik dari tim Arema Junior tersebut. Pasalnya, sejauh ini Johan Al Farizi menjadi pemain yang mampu membangkitkan semangat rekan setimnya ketika menghadapi tekanan berat di atas lapangan.
"Tapi kita sudah sepatutnya menghargai motivasi Al Farizi (sebagai kapten tim)," tutupnya.