Nilai Kesabaran Para Pesepakbola Muslim di Bulan Ramadan

Sabtu, 24 Juni 2017 23:23 WIB
Penulis: Rizky Pratama Putra | Editor: Galih Prasetyo
 Copyright:

Selain menahan lapar dan dahaga, salah satu yang membuat puasa umat muslim di bulan Ramadhan menjadi lebih afdol ialah menahan diri dari hawa nafsu, utamanya menahan diri untuk tidak mengubar kemarahan dan bersikap sabar. 

Bagi sebagian orang, menahan kesabaran ialah hal mudah untuk dikatakan namun sulit untuk dipraktekkan. Banyak faktor yang membuat kita bisa terpancing amarah dan membuat ibadah puasa kita menjadi sia-sia, hanya menahan lapar dan haus semata.

Baca Juga: 

(REVIEW) Selandia Baru 0-4 Portugal: Selecao ke Puncak

 Pesepakbola Elite Eropa yang Pernah Beribadah Umrah

Kadang jika berkaca pada hal yang membuat kita terpancing untuk marah ialah hal-hal sepele yang sebenarnya bisa diselesaikan dengan kepala dingin, tanpa perlu mengumbar kemarahan ke sesama. Bagaimana jadinya jika kita berada di posisi para pesepakbola Muslim yang berkarier di Eropa?

Godaan terbesar bagi umat Muslim di negara ini mungkin bisa dikatakan masih tergolong kecil, bandingkan dengan para pesepakbola muslim yang harus tetap berlatih dan bermain di kondisi sedang menjalankan ibadah puasa.

Di bulan Ramadhan tahun ini mungkin pesepakbola Muslim sedikit lumayan terbantu karena bertepatan dengan libur kompetisi, namun tidak semua pesepakbola Muslim menjalani ibadah puasa tahun ini dengan tidak bermain, salah satu penggawa Timnas Kamerun, Vincent Aboubakar misalnya.

© Indosport/Internet
Player To Watch Vincent Aboubakar (Besiktas) Copyright: Indosport/InternetPlayer To Watch Vincent Aboubakar (Besiktas)

Striker andalan klub Turki, Besiktas ini tetap harus bertanding membela negaranya di perhelatan Piala Konfederasi 2017. Dikutip dari aboutislam.net, eks stiker FC Porto ini merupakan salah satu pesepakbola muslim yang berkarier di Eropa.

Ibadah puasa Aboubakar tahun ini sepertinya akan terasa lebih berat dengan tetap membela Timnas Kamerun di perhelatan Piala Konfederasi 2017 yang berlangsung di Rusia. Sekedar informasi, Rusia jadi negara ketiga di dunia yang memiliki waktu puasa terlama.

Di Rusia, umat muslim akan berpuasa selama 19 jam 57 menit. Muslim Rusia akan bangun menjalankan sahur pada 01:46 dini hari dan baru kembali berbuka puasa pada pukul 21:43. Jika kita cocokkan dengan jadwal bertanding Kamerun di Piala Konfederasi 2017 seperti data dari fifa.com, Aboubakar akan masih berpuasa saat Kamerun bertemu Chile pada 18 Juni 2017 di Stadion Otkrytiye Arena, Moskow pukul 21:00 waktu setempat.

Bahkan di Utara Moskow, ibadah umat muslim di sana bisa lebih lama, hampir mendekati 24 jam. Butuh kesabaran ekstra untuk bisa menjalankan puasa di waktu dan tempat seperti di Rusia. Soal menahan lapar dan haus akan mempengaruhi permainan seorang pemain, seperti dikutip dari bbc.co.uk (17/06), para pemain muslim di Eropa ini paham betul, bahwa rasa lapar dan penurunan permainan mereka saat puasa ada di dalam otak mereka.

© Twitter/@MehdiLahssini1
Pemain muslim Deportivo La Coruna, Faycal Fajr panjatkan doa untuk keselamatan Fernando Torres. Copyright: Twitter/@MehdiLahssini1Pemain muslim Deportivo La Coruna, Faycal Fajr panjatkan doa untuk keselamatan Fernando Torres.

"Saya tidak memiliki masalah saat harus berpuasa dan tetap bermain. Jelas beberapa pemain lain juga melakukannya," kata Mesut Ozil seperti dikutip dari BBC.

Belum lagi jika saat pesepakbola muslim terbentur dengan keterbutuhan tim akan tenaganya hingga membuat sang pelatih harus menanyakan kebijaksanaannya untuk berpuasa atau tidak di saat akan menjalani pertandingan. Eks pemain Inter, Sulley Ali Muntari pernah merasakan posisi seperti itu.

Seperti dikutip dari bleacherreport.com (04/09/09), Muntari sempat ditarik keluar oleh Jose Mourinho yang saat itu masih latih Inter Milan saat bertemu dengan Bari, ia ditarik hanya setengah jam bertanding. Mourinho saat itu beralasan Muntari kehabisan energi. Tanpa memancing hal kontroversial yang di luar konteks sepakbola, klub memang seharusnya lebih memikirkan solusi tepat bagi pesepakbola muslim, artinya ia tetap bisa menjalankan ibadahnya namun juga tetap bisa berkontribusi bagi tim.

Dikutip dari says.com, Dr.Zaf Iqbal, dokter klub Liverpool memiliki saran agar para pesepakbola muslim juga memiliki displin yang ketat saat berpuasa namun juga bertanding sepakbola.

"Kami menyarankan untuk mereka untuk tidak hanya satu makanan utama saat berbuka puasa ataupun sahur namun juga makanan tambahan lainnya. Selain itu untuk mengatasi dehidrasi saat siang hari, kami biasanya memberikan tablet khusus yang mengandung banyak elektrolit dan bermanfaat mencegah dehidrasi saat siang hari," kata Dr.Zaf Iqbal.

© Grafis:Yanto/Indosport/Internet
Paul Pogba, Mesut Ozil dan Franck Ribery Copyright: Grafis:Yanto/Indosport/InternetPaul Pogba, Mesut Ozil dan Franck Ribery

Tekanan di pertandingan, menahan lapar dan haus, serta praktek intimidasi yang masih ada bagi pesepakbola muslim di Eropa jadi satu paket ujian kesabaran bagi pemain yang tetap berpuasa di bulan Ramadhan. Salah satu winger dari klub Inggris, Millwall, Hameur Bouazza mengatakan bukan hal mudah baginya dan pesepakbola muslim lainnya untuk bersabar di bulan puasa di kondisi seperti itu, namun ia tetap berpegang teguh bahwa hal itu ialah bagian dari imannya.

"Saya bangga menjadi seorang muslim, saya tidak mengatakan bahwa berpuasa dan bermain sepakbola itu mudah. Itu sangat sulit. Tapi saya dan pemain muslim lain tetap melakukan yang terbaik untuk agama yang saya yakini dan permainan saya di lapangan," kata Bouazza seperti dikutip dari independent.co.uk.

2.7K