Timnas U-22 Diminta Ikuti Proses 'Roma Tidak Dibangun dalam Semalam'

Senin, 7 Agustus 2017 20:15 WIB
Penulis: Muhammad Adiyaksa | Editor: Rizky Pratama Putra
 Copyright:

Pemangku jabatan Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) disarankan untuk lebih bersabar dalam membangun Tim Nasional (Timnas) Indonesia yang kuat. Menghargai proses merupakan sesuatu kunci untuk menggapai keberhasilan.

Mantan pelatih Timnas Putri Indonesia, Timo Scheunemann meminta untuk tidak menghakimi terlalu cepat kepemimpinan pelatih kepala. Dia mengumpamakan kepada arsitek Timnas U-22 saat ini, yaitu Luis Milla Aspas.

© Indosport/Petrus Manus DaYerrimon
Mantan pelatih Persiba Balikpapan, Timo Scheunemann. Copyright: Indosport/Petrus Manus DaYerrimonMantan pelatih Persiba Balikpapan, Timo Scheunemann.

“Masalahnya grup berat. Kalau pelatih sudah benar, kasih waktu. Jadi siapapun pelatih, pilihan pemain bagaimana, interpersonal, kepemimpinan, latihan setiap hari seperti apa. Dia sudah benar semua. Jadi, kasih waktu. Jangan hanya berpatokan dengan SEA Games. Lanjut kalau menurut pandangan saya. Jangan bikin kesalahan gonta-ganti pelatih terus,” ujar Timo kepada pewarta yang menemuinya pada sela-sela acara VideoMax SuperSoccer TV di The Pallas, Jakarta, Minggu (06/08/17).

“Untuk prediksi, step by step lebih baik. Lolos grup dulu. Baru setelah itu melihat perkembangan selanjutnya,” tambah eks pelatih Persiba Balikpapan itu.

Anjuran dari Timo tersebut mirip dengan peribahasa yang berbunyi ‘Roma Tidak Dibangun Dalam Semalam’. Yang artinya, dibutuhkan proses panjang untuk merintis kesuksesan.

Bila diimplikasikan terhadap persepakbolaan Indonesia, Timnas memang sering bergonta-ganti pelatih setelah menunaikan suatu turnamen. Contoh paling nyata adalah berakhirnya kerja sama dengan Alfred Riedl pasca Piala AFF 2016 lalu.

© Herry Ibrahim/INDOSPORT
Pealtih Timnas Indonesia, Alfred Riedl menendang bola dalam sesi latihan. Copyright: Herry Ibrahim/INDOSPORTAlfred Riedl saat masih membesut Timnas Indonesia

Padahal, arsitek asal Austria tersebut berhasil membawa Skuat Garuda, julukan Timnas, menapak babak final setelah sempat terseok-seok di penyisihan grup. Timo, yang kental dengan darah Jermannya, mengutarakan pendapat yang serupa kepada klub-klub Liga Indonesia.

Sama seperti Timnas, bongkar pasang pelatih bukan jalan satu-satunya untuk melahirkan prestasi. Semuanya butuh proses, tidak bisa semata-mata menginginkan hasil instan.

© Indosport/Petrus Manus DaYerrimon
Luis Milla saat memantau TC lanjutan Timnas U-22 jelang SEA Games 2017. Copyright: Indosport/Petrus Manus DaYerrimonLuis Milla saat memantau TC lanjutan Timnas U-22 jelang SEA Games 2017.

“Klub juga, sedikit-sedikit ganti pelatih. Pemain nantinya melunjak. Mereka pikir mereka merasa bagus, padahal yang main mereka. Pelatih pada akhirnya merasa kurang. Berganti pelatih terus-terusan tidak bagus untuk klub itu sendiri," tutup juru taktik kelahiran Kediri, Jawa Timur ini.

Tidak lama lagi, armada Milla akan berjibaku di SEA Games 2017 Malaysia. Berada satu grup dengan Thailand, Vietnam, Timor Leste, Kamboja, dan Filipina, Timnas U-22 tidak boleh membudayakan rasa pesimistis.

5