Javier Zanetti Ungkap Kisah Pilu Adriano Selama di Inter Milan

Senin, 7 Agustus 2017 15:19 WIB
Penulis: Isman Fadil | Editor: Ramadhan
© CARLO BARONCINI/AFP/Getty Images
Mantan striker Inter Milan, Adriano Leite Ribeiro. Copyright: © CARLO BARONCINI/AFP/Getty Images
Mantan striker Inter Milan, Adriano Leite Ribeiro.

Nama Adriano Leite Ribeiro sempat melejit di kancah Serie A bersama Inter Milan di tahun 2004 hingga 2009. Gaya bermain yang taktis dan punya tendangan geledek, membuatnya mudah dikenali dan menjadi idola.

Digadang-gadang sebagai penerus penyerang legendaris Negeri Samba, Ronaldo Luiz Nazario de Lima, sayang Adriano malah cepat tenggelam akibat kehidupan liarnya di luar lapangan.

Legenda Inter Milan, Javier Zanetti menjelaskan alasan dibalik menurunnya performa Adriano. Pria yang kini menjabat sebagai Wakil Presiden Inter Milan ini mengatakan bahwa kematian sang ayah membuat Adriano depresi di Inter.

Zanetti yang dipandang sebagai sosok legendaris I Nerazzurri juga mengungkapkan kekecewaan terbesar dalam kariernya karena gagal menyelamatkan mantan rekan setimnya itu dari depresi.

© INTERNET
Javier Zanetti saat menghadiri pemakan Cesare Maldini. Copyright: INTERNETLegenda Inter Milan,Javier Zanetti

"Kami bermain dalam pertandingan persahabatan melawan Real Madrid, dia mencetak gol yang mengesankan, saya mengatakan pada diri sendiri, 'Javier, ini benar Ronaldo baru! Dia punya segalanya. Dia memiliki kekuatan, teknik, menggiring bola, kecepatan, tendangan, sundulan yang bagus," kenang Zanetti dilansir dari sempreinter.com.

"Adriano memiliki ayah yang sangat dekat dengannya. Sebelum musim dimulai, kami bermain di TIM Trofeo, namun ada sesuatu yang mengejutkan terjadi. Dia mendapat telepon dari Brasil: 'Adri, ayah sudah meninggal' ... Saya melihatnya di kamarnya, dia melempar telepon dan mulai menjerit."

© Luca Ghidoni/Getty Images
Mantan striker Inter Milan, Adriano Leite Ribeiro. Copyright: Luca Ghidoni/Getty ImagesMantan striker Inter Milan, Adriano Leite Ribeiro.

"Anda tidak bisa membayangkan jeritan seperti itu, saya merinding sampai hari ini. Sejak hari itu (Massimo) Moratti dan saya sendiri mengawasinya karena dia sudah saya anggap sebagai adik saya."

"Sementara itu dia terus bermain sepakbola, dia mencetak gol dan menyaksikan ke arah langit mendedikasikan gol tersebut untuk ayahnya."

"Namun kami tidak berhasil menyembuhkannya dari depresi. Dan itu mungkin kesalahan terbesar di karier sepakbola saya, masih menyakitkan, dan saya sangat tidak berdaya," tutup Zanetti.

© INTERNET
Caption Copyright: INTERNETAdriano saat masih berseragam Inter Milan.

Adriano yang memulai karier di tim junior Flamengo pada 1999, direkrut Inter Milan pada 2001. Dia kemudian dipinjamkan ke Fiorentina pada musim 2001/02, sebelum kembali ke Inter pada 2004.

Musim 2004/05 menjadi puncak penampilannya, mencetak 40 gol bersama Inter Milan di semua kompetisi. Dia kemudian memperoleh kontrak baru, yang sayangnya disusul dengan penampilan tidak konsisten.

Hidupnya banyak diisi dengan pesta, dan etos kerja yang buruk. Ketergantungan pada alkohol, membuat kondisi fisiknya sangat buruk sehingga membuat Inter Milan melepas pemain yang dijuluki L'Imperatore alias Sang Kaisar tersebut.

4