Operator Sebut Tak Ada Alasan Degradasi Liga 1 Dihapuskan

Selasa, 8 Agustus 2017 15:00 WIB
Penulis: Lanjar Wiratri | Editor: Cosmas Bayu Agung Sadhewo
 Copyright:

Pada dasarnya sebuah kompetisi liga sepakbola di seluruh dunia memahami sistem degradasi, untuk memberikan kesempatan kepada klub lain bermain di kasta yang lebih baik. Namun, logika tak masuk akal justru dicanangkan oleh beberapa klub peserta Gojek Traveloka Liga 1.

Sekadar informasi, beberapa klub Liga 1 meminta untuk menghapus sistem degradasi kepada pihak operator liga, yakni PT Liga Indonesia Baru (LIB). Permintaan tersebut dilakukan karena di musim ini masih banyak regulasi yang dibuat justru dibatalkan oleh PSSI dan PT LIB.

Menanggapi akan hal tersebut, CEO PT LIB, Risha Adi Wijaya, menyebut tak ada alasan bagi para klub peserta Liga 1 untuk meminta agar degradasi tak diberlakukan di ajang Gojek Traveloka Liga 1 musim ini.

Risha juga angkat bicara mengenai keluhan jadwal yang terlalu padat yang diungkapkan para perwakilan klub kepada PT LIB. Menurutnya, dirinya mewakili PT LIB mengklaim telah menetapkan jadwal yang sesuai sehingga para pemain di setiap klub memiliki waktu istirahat yang cukup.

"Jadwal padatnya itu berapa banyak dalam satu musim. Kan gak banyak padatnya, paling tujuh sampai delapan padatnya. Jadi kalau bicara normalnya, secara normalnya, klub itu istirahatnya cukup panjang," ujar Risha.

© bolaindo
Risha Adi Wijaya Copyright: bolaindoRisha Adi Wijaya, CEO PT LIB.

"Cuma memang ada satu sampai dua minggu yang notabenenya jeda, jadwal jedanya cuma tiga hari," tambahnya.

Risha juga menekankan jika degradasi mustahil dihapuskan mengingat hal tersebut merupakan bagian dari sistem sebuah liga. Klub-klub yang berlaga Liga 2 akan menjadi pihak yang paling dirugikan jika degradasi dihapuskan karena mereka tidak memiliki kesempatan untuk promosi ke Liga 1.

"Tapi yang lebih penting adalah degradasi dan promosi itu ada untuk supaya liga-liga di bawah itu ada jenjang kariernya, ada jenjang peningkatannya dari bawah ke atas dan dari atas ke bawah sebagai akibat dia di posisi bawah. Itu yang lebih penting," jelas Risha.

© Gregah/INDOSPORT
Liga 1. Copyright: Gregah/INDOSPORTBeberapa selebrasi dari para pemain yang bermain di klub Liga 1.

"Regulasi kita kan jelas, regulasi kita ada promosi dan degradasi. Regulasi itu pun sebelum dikeluarkan harus disetujui oleh PSSI. Jadi promosi dan degradasi itu sudah disetujui, tidak bisa serta merta dihilangkan," tutup Risha.

Sebelumnya, klub yang menuntut agar tak ada degradasi di Liga 1 musim ini menyebut jika selama ini baik PSSI maupun PT LIB di sisi lain juga tak berkomitmen untuk menegakkan regulasi yang telah mereka sepakati. Sebagai contoh regulasi penggunaan pemain U-23 yang di tengah jalan dibatalkan untuk sementara.

© Muhammad Basri/INDOSPORT
CEO PSM Makassar, Munafri Arifuddin. Copyright: Muhammad Basri/INDOSPORTCEO PSM Makassar, Munafri Arifuddin.

Pihak perwakilan klub menganggap perubahan regulasi di tengah kompetisi membuat beberapa klub kesulitan. Sebut saja PSM Makassar, melalu CEO-nya, Munafri, mengklaim jika degradasi tak tepat dilakukan di musim ini mengingat banyak pula regulasi yang mendadak dibatalkan implementasinya baik oleh PSSI dan PT LIB.

"Liga 1 ini banyak kekurangannya. Tidak adil kalau sistem degradasi dilakukan saat ini. Aturan yang bagus seperti pemain U-23 dilakukan, lalu diubah. Wasit Liga 1 juga bermasalah," kata CEO PSM Makassar, Munafri.