Pengamat Sepakbola Bongkar Kebobrokan di Tubuh Sriwijaya FC

Rabu, 13 September 2017 01:23 WIB
Kontributor: Muhammad Effendi | Editor: Ivan Reinhard Manurung
© Taufik Hidayat/INDOSPORT
Pemain Semen Padang tengah mengejar bola dan dikawal dua pemain Sriwijaya FC. Copyright: © Taufik Hidayat/INDOSPORT
Pemain Semen Padang tengah mengejar bola dan dikawal dua pemain Sriwijaya FC.

Hasil buruk harus dirasakan oleh Sriwijaya FC beberapa waktu terakhir. Bayangkan saja, mereka baru menelan kekalahan beruntun,  yakni dipermalukan Persib Bandung 1-4 di kandang dan kalah 0-2 dari Barito Putera di laga tandang.

Masuknya nama seperti Fakdawer dan Faris ternyata tak kunjung efektif untuk membangun lini belakang yang lebih kukuh. Melihat fenomena ini, pengamat sepakbola Indrayadi menyebut, performa Laskar Wong Kito yang tak kunjung membaik ini disebabkan banyak faktor.

© Indosport.com/Twitter@persib
Sriwijaya FC vs Persib bandung Copyright: Indosport.com/Twitter@persibKekalahan telak Sriwijaya FC saat menjamu Persib Bandung.

“Kalau kita bicara materi pemain, rasanya tim SFC tidak kalah dengan tim-tim lain,  tapi kalau kita lihat cara bermain SFC, maka timbul banyak pertanyaan kenapa main kita tidak menunjukkan bahwa kita tim dengan materi hebat,” katanya.

Bila berkaca tim, mantan pelatih kiper Laskar Wong Kito ini berpandangan, di lini belakang memang ada lubang besar yang harus diperbaiki.

Pelatih pun sudah melakukan beberapa cara, eksperimen pun dilakukan untuk memperbaiki kelemahan SFC. Salah satunya dengan mengotak-atik duet di barisan belakang.

© twitter/sriwijaya fc
Rudolof Yanto Basna Copyright: twitter/sriwijaya fcRudolof Yanto Basna, bek Sriwijaya.

“Eksperimen dengan menggontak-gantikan pasangan stopper kita, dan memainkan bek kanan kiri yang berganti ganti, tapi hasilnya tetap tidak maksimal. Satu saja masalahnya, kita harus dapat stopper asing yang berkualitas yang bisa jadi panutan, serta bisa jadi komando di barisan belakang,” jelasnya.

Pemain berposisi senter bek seperti Bobby Satria, Yanto Basna dan Fakdawer punya kualitas. Tak ada yang diragukan dari ketiga pemain ini. Namun, ketiga bek ini jika turun, tetap butuh pendamping yang tangguh. Pemain dengan kemampuan leadership (jiwa kepemimpinan).

“Sektor tengah dan depan pun harus mengubah gaya bermain. Cobalah bermain sebagai sebuah tim, karena SFC cenderung main individu ketimbang main sebagai tim,” ungkapnya.

© Muhammad Effendi/INDOSPORT
Hilton Moreira dan rekan-rekannya di Sriwijaya berlatih jelang laga melawan Arema FC. Copyright: Muhammad Effendi/INDOSPORTSriwijaya saat ini dinilai lebih bermain individual.

Di luar tim, anak asuh Hartono Ruslan tetap butuh manajemen yang solid. Perhatian khusus diberikan pada pemain, sehingga menjadi suntikan semangat buat Hyun-Koo dan kawan-kawan saat pertandingan.

“Pengalaman saya, SFC mencapai masa keemasan saat semua unsur di SFC itu menjadi bagian penting sebagai keluarga besar, dengan tujuan yang sama, saling mengisi antara tim dan manajemen,” ucapnya.

”Semua orang yang berkaitan dengan SFC harus memberikan support yang lebih, karena sangat sulit membangkitkan semangat tim, ketika tim semakin terpuruk, rembukkan ulang dan sama-sama berkomitmen ulang lagi untuk SFC,” ucapnya.

809