Perihal Suporter Tewas, SOS: Sepakbola Itu Hiburan, Bukan Kuburan

Kamis, 12 Oktober 2017 21:17 WIB
Editor: Cosmas Bayu Agung Sadhewo
© Muhammad Adiyaksa/INDOSPORT
Polisi tengah mengamankan beberapa suporter tengah terjadinya keributan. Copyright: © Muhammad Adiyaksa/INDOSPORT
Polisi tengah mengamankan beberapa suporter tengah terjadinya keributan.

Sepakbola Indonesia tengah berduka cita. Hal ini dikarenakan tewasnya pendukung Persita Tangerang bernama Banu Rusman, pasca menonton tim kesayangannya tersebut dikalahkan oleh PSMS Medan dengan skor tipis 0-1 di Stadion Mini Persikabo, Cibinong, Bogor, pada Rabu (11/10/17) kemarin.

Tewasnya Banu merupakan buntut dari kericuhan yang terjadi pasca laga usai. Bermula ketika pendukung Persita turun ke lapangan selepas pertandingan dan mendatangi pendukung PSMS berambut cepak di Tribun Timur.

Botol dan batu dilemparkan oleh para La Viola. Merasa diprovokasi, pendukung PSMS berambut cepak turun balik ke lapangan untuk mengejar suporter Persita. Para Suporter Persita kelabakan dan mereka menjadi pelampiasan kekesalan pendukung PSMS berambut cepak tersebut di dalam dan luar stadion.

Hal ini pun turut menyita perhatian Akmal Marhali, selaku Koordinator Save Our Soccer (SOS). Dirinya sangat menyayangkan akan aoa yang terjadi di Kabupaten Bogor tersebut, dan meminta PSSI selaku induk sepakbola Indonesia untuk intropeksi diri, evaluasi, serta mengusut tuntas agar tidak terulang lagi.

“Sangat disayangkan sepakbola kembali memakan korban. PSSI bukan hanya harus introspeksi dan evaluasi, tapi juga harus mengusut tuntas musibah yang terjadi agar tak kembali terulang lagi,” ucapnya kepada INDOSPORT.

“Banu Rusman merupakan korban nyawa ke-65 dalam catatan SOS sejak musim 1995. Sungguh sangat disayangkan Banu meninggal karena kekisruhan yang justru melibatkan aparat negara, yang menjelma menjadi pendukung PSMS,” tambahnya.

© Persita Tangerang
Salah satu suporter Persita Tangerang meninggal dunia usai bentrok dengan suporter PSMS Medan kemarin. Copyright: Persita TangerangSalah satu suporter Persita Tangerang meninggal dunia usai bentrok dengan suporter PSMS Medan kemarin.

“Ini perlu dituntaskan agar tak terus terulang. Sepakbola itu hiburan bukan kuburan. Tempat untuk meluapkan kegembiraan, bukan medan perang dan pertempuran,” jelasnya.

Sebelumnya, PSSI sendiri melalui Edy Rahmayadi mengaku berjanji untuk melakukan investigasi perihal kejadian ini. Bahkan dia akan menghukum anak buahnya bila terbukti melakukan perbuatan tersebut.

"Sudah pasti akan saya hukum. Akan saya hukum," ucap Edy ketika dihubungi pewarta, Kamis (12/10/17).

© Istmewa
Ketua Umum PSSI, Edy Rahmayadi. Copyright: IstmewaKetua Umum PSSI, Edy Rahmayadi.

"Memang iya, itu kebanyakan dari Kostrad. Tapi ada masyarakat sipil juga," jelas Edy.

Namun Edy juga menjelaskan tak akan ada api bila tak ada asap. Baginya, awal insiden itu terjadi saat ada anggotanya dilempari hingga mengalami luka-luka. Dia pun akan mencari duduk perkara permasalahan ini.

“Suporter ini, yang prajurit-prajurit ini dilempari sampai bocor kepalanya. Ada sekitar 15 yang bocor. Ini yang akan saya cari tahu apa persoalannya,” tutup dia.

148