Sepakbola dan kekerasan adalah dua hal yang berbeda dan tidak seharusnya terjadi di atas lapangan. Namun, faktanya hal itu tetap saja ada dan bahkan terus berulang kali terjadi, tidak hanya di kancah dunia tetapi juga di Indonesia.
Di Tanah Air, tahun ini saja sudah ada sekitar empat nyawa (terhitung berdasarkan kekerasan pasca laga) yang melayang usai menyaksikan pertandingan sepakbola. Hal ini catatan kelam sepakbola Indonesia, lantaran sudah ada 65 orang yang meninggal dunia sejak tahun 1995 berdasarkan catatan Save Our Soccer.
Fakta mencengangkan dan yang menjadi tanda tanya besar berikutnya adalah dari beberapa keributan yang bahkan menelan korban jiwa itu melibatkan aparat keamanan.
- Kirim Duka untuk Persita, Presiden Pasoepati Minta PSSI Evaluasi Kompetisi
- Mantan Top Skor Piala Dunia Junior Sayangkan soal Insiden Tewasnya Suporter Persita Tangerang
- Pelatih PSMS Medan Ikut Berduka Atas Tewasnya Suporter Persita
- Persita Tangerang: Ujian Berat Pendekar Cisadane
- Suporter Persita Tewas, PSSI Kembali Umbar Janji
- Suporter Persita Tewas, Amnesty Internasional Minta Polisi Usut Tuntas
- Masa Kelam, Berikut 3 Pendukung Persita yang Tewas Tahun Ini
Hal ini tentu menjadi sorotan tersendiri, lantaran pihak keamanan seharusnya menjaga dan mengayomi masyarakat termasuk suporter sepakbola yang datang menyaksikan pertandingan. Namun, yang terjadi di Indonesia justru aparat terkadang terlibat langsung dalam keributan saat pertandingan sepakbola.
Lantas tim dan suporter mana saja yang pernah terlibat dalam bentrok 'berdarah' dengan aparat? Berikut INDOSPORT merangkumnya untuk pembaca setia.