Kemenpora Minta Penjelasan PSSI soal Serangan Anggota TNI yang Tewaskan Suporter Persita

Jumat, 13 Oktober 2017 13:11 WIB
Penulis: Lanjar Wiratri | Editor: Arum Kusuma Dewi
© Grafis: Eli Suhaeli/INDOSPORT
Suporter Persita Tangerang meninggal dunia hari ini usai bentrok dengan suporter PSMS Medan. Copyright: © Grafis: Eli Suhaeli/INDOSPORT
Suporter Persita Tangerang meninggal dunia hari ini usai bentrok dengan suporter PSMS Medan.

Sekretaris Menteri Pemuda dan Olahraga (Sesmenpora), Gatot S Dewa Broto, mengungkapkan rasa duka cita mendalam untuk Banu Rusman, korban tewas yang merupakan pendukung Persita.

Banu tewas usai kericuhan yang terjadi antara pendukung Persita dengan anggota TNI usai pertandingan Liga 2 di Stadion Mini Persikabo, Cibinong, Bogor.

Gatot berjanji pihaknya akan segera memanggil PSSI untuk meminta penjelasan terkait insiden tewasnya pendukung Persita.

“Turut bela sungkawa. Kami sangat prihatin atas kejadian itu, tentunya kami akan konfirmasi ke PSSI,” ujar Gatot saat dihubungi INDOSPORT.

© Ian Setiawan/INDOSPORT
Gatot S Dewa Broto usai mengunjungi Achmad Kurniawan di ruang perawatan Instalasi Gawat Darurat RSU Syaiful Anwar Kota Malang. Copyright: Ian Setiawan/INDOSPORTGatot S Dewa Broto usai mengunjungi Achmad Kurniawan di ruang perawatan Instalasi Gawat Darurat RSU Syaiful Anwar Kota Malang.

Lebih lanjut, pihak Kemenpora menyayangkan kembali terulangnya insiden yang menelan korban di kancah sepakbola Indonesia. Kemenpora meminta dengan dengan sungguh-sungguh kepada PSSI agar menindak tegas siapapun yang diduga keras baik langsung maupun tidak langsung atas terjadinya peristiwa yang memakan korban jiwa dan luka-luka tersebut.

© Persita Tangerang
Banu Rusman Copyright: Persita TangerangBanu Rusman

Sebelumnya, Ketua Umum PSSI, Edy Rahmayadi, juga telah mengomentari tewasnya salah satu pendukung Persita di laga melawan PSMS. Edy berjanji menindak tegas oknum TNI yang melakukan penyerangan pada pendukung Persita hingga menyebabkan jatuhnya korban jiwa.

"Sudah pasti akan saya hukum. Akan saya hukum. Memang iya, itu kebanyakan dari Kostrad. Tapi ada masyarakat sipil juga," jelas Edy.

84