Soroti Kekerasan di Liga 2, Media Asing Sebut Indonesia sebagai Raksasa yang Tengah Tidur

Minggu, 15 Oktober 2017 14:09 WIB
Penulis: Petrus Manus Da' Yerimon | Editor: Cosmas Bayu Agung Sadhewo
© Muhammad Adiyaksa/INDOSPORT
Polisi tengah mengamankan beberapa suporter saat terjadinya keributan. Copyright: © Muhammad Adiyaksa/INDOSPORT
Polisi tengah mengamankan beberapa suporter saat terjadinya keributan.

Tindak kekerasan terjadi pada pertandingan Liga 2 Indonesia dalam sepakan terakhir terus menjadi sorotan. Bahkan media asing sekelas Fox Sports Asia pun, memberikan ulasan mendalam mengenai kekerasan yang terus terjadi di sepakbola Tanah Air.

Dalam tulisan John Duerden yang berjudul “Indonesia Needs Passion, but Not Violence”, Fox Sports Asia menyoroti pertandingan Persita Tangerang vs PSMS Medan di Stadion Mini Cibinong, Rabu (11/10/17) lalu yang berakhir dengan kericuhan bahkan berujung meninggalnya salah satu suporter Persita, Banu Rusman.

Tragedi 'kemanusiaan' tersebut dinilai telah merusak nilai permainan dan hal itu menjadi masalah besar di saat sepakbola Indonesia mulai berbenah ke arah yang lebih baik. Jika kekerasan dan kematian dalam sepakbola terus terjadi, maka John Duerden menegaskan Indonesia tidak akan pernah mencapai apapun meski memiliki potensi yang besar.

© Muhammad Adiyaksa/INDOSPORT
Suporter Persita Tangerang mengalami luka-luka akibat rusuh dengan suporter PSMS Medan. Copyright: Muhammad Adiyaksa/INDOSPORTSuporter Persita Tangerang mengalami luka-luka akibat rusuh dengan suporter PSMS Medan.

John Duerden mengatakan kalau tak ada satu orang pun, yang tak bisa jatuh cinta dengan atmosfer sepakbola di Indonesia mengacu pada pengalaman di Piala Asia 2017 lalu. Namun, ada sisi lain yang harus dibenahi yakni tata kelola sepakbola.

Kasus kematian dalam ranah sepakbola Tanah Air semakin menarik, lantaran selaras dengan keadaan Timnas yang mulai membaik dengan bakat potensial seperti Egy Maulana Vikri dan lainnya.

© Herry Ibrahim/INDOSPORT
Aksi memukau Egy Maulana Vikri mencetak gol kedua ke gawang Kamboja U-19. Copyright: Herry Ibrahim/INDOSPORTAksi memukau Egy Maulana Vikri saat mencetak gol kedua ke gawang Kamboja U-19.

Lebih detail, Duerden menegaskan pendukung memang memainkan peran terbesar dalam sepakbola, namun harus ada cara untuk mengurangi tingkat kekerasan di antara mereka sambil mempertahankan atmosfer pertandingan.

Indonesia disebut harus bisa menciptakan lingkungan yang aman bagi penggemar sepakbola. Tidak perlu mengikuti cara negara lain, tetapi bisa dengan jalan sendiri.

Sebagai penutup, Duerden dengan tegas menyatakan ke depan tidak boleh ada kematian atau raksasa yang sedang tidur ini tidak akan pernah bangun dan tidak ada yang akan peduli dengan betapa hebatnya sepakbola Indonesia.

938