Bek Kanan Persela Sebut Almarhum Choirul Huda Sosok Kapten Penuh Teladan

Senin, 16 Oktober 2017 22:29 WIB
Kontributor: Ian Setiawan | Editor: Agus Dwi Witono
© Muammad Effendi/INDOSPORT
Persela Lamongan saat jalani latihan. Copyright: © Muammad Effendi/INDOSPORT
Persela Lamongan saat jalani latihan.

Kepergian Choirul Huda, sontak meninggalkan duka mendalam bagi para penggawanya. Sempat sulit dihubungi, satu per satu pemain Persela akhirnya mau sedikit berbicara kepada publik tentang sosok Choirul Huda. Salah satunya pemain Persela yang mau angkat bicara adalah Taufiq Kasrun.

Seperti Huda, Taufiq Kasrun adalah salah satu pemain yang diorbitkan Persela. Taufiq hanya dua kali berganti klub, yaitu saat membela Persitara Jakarta Utara di pentas ISL musim 2008/09 dan Sriwijaya FC pada musim 2012 silam. Kini, ia kembali membela klub yang pernah membesarkannya.

Kepergian penjaga gawang senior itu pun meninggalkan duka mendalam baginya. Taufiq tak berhenti menangis ketika ikut mengiringi kepergian sang legenda menuju peristirahatan terakhirnya di Makam Islam Keluruhan Pagerwojo, Kota Lamongan, Minggu (15/10/17) malam.

"Dia (almarhum Choirul Huda) itu orang yang tidak pernah mengeluh ketika mengalami kesulitan apa pun dalam hidup," kenang Taufiq Kasrun.

© internet
Taufiq Kasrun sangat bersedih atas kepergian seniornya, Choirul Huda. Copyright: internetTaufiq Kasrun sangat bersedih atas kepergian seniornya, Choirul Huda.

Taufiq sendiri tidak bisa merasakan saat-saat terakhir bersama sang legenda Persela itu di atas lapangan. Karena bek kanan dengan nomor punggung 5 itu harus menepi lantaran mendapat hukuman akumulasi kartu kuning di laga kontra Semen Padang.

"Dia itu orang yang baik, senior yang sangat baik. Dia adalah sosok panutan dan tidak tergantikan," imbuh bek andalan di Timnas U-19 pada tahun 2003 tersebut.

© Twitter/@Komunitas_Bonek
Choirul Huda, kiper Persela Lamongan. Copyright: Twitter/@Komunitas_BonekChoirul Huda, kiper Persela Lamongan.

Bagi Kasrun, kepergian Choirul Huda adalah sebuah duka besar bagi sepakbola Lamongan. Hal itu lantaran Huda gugur di lapangan, tepat ketika masih membela Persela. 

"Dia meninggal dunia saat berjuang untuk Persela. Jiwa dan raganya benar-benar untuk Lamongan," beber pemain yang 32 tahun tersebut.