Terkait Kerusuhan Sepakbola, Edy Rahmayadi: Jangan Sudutkan TNI!

Senin, 16 Oktober 2017 18:26 WIB
Penulis: Zainal Hasan | Editor: Cosmas Bayu Agung Sadhewo
© Herry Ibrahim/INDOSPORT
Ketua Umum PSSI, Edy Rahmayadi dalam pertemuan dengan Mempora, Imam Nahrawi. Herry Ibrahim/INDOSPORT Copyright: © Herry Ibrahim/INDOSPORT
Ketua Umum PSSI, Edy Rahmayadi dalam pertemuan dengan Mempora, Imam Nahrawi. Herry Ibrahim/INDOSPORT

Ketua Umum PSSI, Edy Rahmayadi, memenuhi panggilan Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Imam Nahrawi. Dalam pertemuan kali ini, Edy melaporkan seluruh kejadian yang tengah terjadi di kancah sepakbola Indonesia.

Pemanggilan yang dilakukan oleh Imam kepada Edy terkait kerap terjadinya kekerasan yang terjadi di sepakbola Indonesia. Seperti yang diketahui, belakangan tindak kekerasan kerap terjadi di sepakbola Indonesia.

Dari ricuhnya pertandingan di Liga 2 yang mempertemukan antara Persiwangi Banyuwangi dan keributan suporter di laga Persita Tangerang menghadapi PSMS Medan.

Bahkan di laga antara Persita Tangerang melawan PSMS Medan seorang suporter Persita Tangerang, Banu Rusman meregang nyawa. Banu mendapat pemukulan oleh suporter PSMS Medan yang didominasi oleh anggota TNI.

Disinggung akan permasalahan ini, Edy menilai akan tetap melakukan investigasi. Bahkan dia berjanji akan melakukan secara terbuka.

"Sebenarnya kemarin itu bukan kerusuhan, tapi dampak dari motivasi yang berlebihan sehingga menjadi gesekan," ucap Edy di Kantor Kemenpora, Senin (16/10/17).

© Herry Ibrahim/INDOSPORT
Ketua Umum PSSI, Edy Rahmayadi saat memberikan pidato dalam membahas Sepakbola Nasional. Herry Ibrahim/INDOSPORT Copyright: Herry Ibrahim/INDOSPORTKetua Umum PSSI, Edy Rahmayadi saat memberikan pidato dalam membahas Sepakbola Nasional. Herry Ibrahim/INDOSPORT

"Sekarang apa prajurit pernah tertutup? HUT TNI kemarin saja kita terbuka. Ini bukan masalah TNI, kejadian ini kebetulan saja saat itu TNI sedang menjadi suporter," tegas dia.

Edy yang juga menjabat sebagai Panglima Komando Strategi Angaktan Darat (Pangkostrad) meminta masyrakat jangan menjadi underestimate terhadap TNI.

"Mohon maaf, jangan sudutkan TNI, saya TNI. Tetapi persoalannya bukan TNI, kejadian ini bukan hanya TNI, kebetulan saat itu TNI menjadi suporter di situ. Bukan TNI memakai pakaian dinas, TNI itu kan punya pakaian olahraga, apakah tak boleh TNI seperti itu?" tegas Edy.

"Namun demikian, saya sebagai panglima Kostrad saya akan melarang prajurit kostrad bertindak sebagai suporter yang bersifat kolektif," tutup dia.

308