Setelah menerima ejekan dari sebagian kecil fans di San Siro, pelatih I Rossoneri, Vincenzo Montella meminta fans untuk membela klub dan pemain setelah kalah dari tim lawan.
Dengan hanya 17 ribu suporter di San Siro, sebagian besar dari mereka malah mengejek Milan dan pemainnya setelah ditahan imbang tanpa gol oleh AEK Athens pada pertandingan Liga Europa musim 2017/18, Jumat (20/10/17) dini hari WIB.
Dengan ejekan yang dilontarkan suporter tersebut Montella pun angkat bicara.
"Itu adalah situasi yang rumit, tetapi jika kami menang akan ada antusisme yang sangat berbeda. Tim bermain dengan permainannya, permainan lawan akan dikurung dan menjadi sulit dengan jalannya waktu," ujar Montella dilansir dari Sky Sport Italia.
"Saya pikir kekecewaan dan kejengkelan di stadion dirasakan oleh tim dan itu sudah terjadi pada 3 kekalahan Serie A dibanding performa mereka sendiri," sambung mantan bintang AS Roma itu.
Montella pun sempat ditanyakan kekurangan yang terlupakan oleh tim saat itu. "Kami kehilangan semangat bahkan pada pertandingan itu. Saya melihat para pemain ingin melakukan lebih, mereka ingin membuktikan bila mereka ada untuk Milan dan itu yang membuat penghalang mental mereka. Saya lah yang bertugas membuka penghalang itu."
AC Milan vs AEK AthensMontella juga sempat menjawab mengenai kritikan dari Direktur AC Milan, Massimliano Mirabelli, yang berpendapat jika sang pelatih sudah terlambat untuk mengembalikan performa Milan.
Dia berpendapat bila hubungan baiknya dengan Mirabelli bukan alasan bila dirinya tidak mendapat kritikan secara profesional. Ia juga berpendapat bila Milan patut mendapat pujian setelah berhasil mendominasi Roma selama 70 menit sebelum dikalahkan dengan skor 0-2.
"Saya meminta suporter dan klub untuk membela kami dan para pemain yang membutuhkan dukungan lebih dibanding ejekan selama masa sulit ini. Saya setuju jika kami kurang menekan dan menyerang. Sekali lagi ini adalah proses berkembang yang tidak mudah dan tidak bisa selesai dalam semalam," pungkas Montella.
"Beberapa pemain kunci tidak percaya diri untuk bergerak lebih atau membuat kreasi lainnya. Terlebih para pemain tengah, pemain sayap dan penyerang, kami harus membuat mereka bermain dengan penuh suka cita dan kebebasan agar bisa mencapai target yang diinginkan," tutupnya.