LIGA 1

Dari Umuh Muchtar Hingga Irfan Bachdim, Ini Deretan Pelaku Sepakbola yang Keluhkan Kualitas Liga 1

Kamis, 9 November 2017 13:33 WIB
Penulis: Juni Adi | Editor: Joko Sedayu
© Grafis: Eli Suhaeli/INDOSPORT/Liga 1
Logo Liga 1. Copyright: © Grafis: Eli Suhaeli/INDOSPORT/Liga 1
Logo Liga 1.

Go-Jek Traveloka Liga 1 Indonesia musim 2017 tinggal menyisakan satu pertandingan untuk mengakhiri kompetisi. Meski demikian, gelar juara nampaknya akan jatuh ke tangan Bhayangkara FC yang telah mengumpulkan 68 poin, meski pun poinnya bisa disamai oleh Bali United, karena Bhayangkara menang head to head.

Selama satu musim penyelenggaraan, kualitas kompetisi ternyata tak sebaik yang diperkirakan. Banyak pelaku sepakbola yang terdiri dari pemain, pelatih dan manajer klub mengkritik mengenai Liga 1.

Pasalnya, terlalu banyak permasalahan yang telah terjadi selama satu musim ini, mulai dari perubahan regulasi, sanksi-sanksi tak jelas yang dikeluarkan Komisi Disiplin (Komdis) PSSI, kinerja wasit, sampai dengan jadwal pertandingan yang terlalu dapat.

Yang terbaru adalah, kegaduhan mengenai kemenangan mudah 3-0 yang diberikan oleh Komdis untuk Bhayangkara FC atas lawannya Mitra Kukar.

Seperti diketahui, saat Mitra Kukar menjamu Bhayangkara pada Jumat (03/11/17), dalam laga yang berakhir 1-1 itu, Naga Mekes dianggap menurunkan nama yang seharusnya tak bisa dimainkan, yakni Mohamed Lamine Sissoko.

© Herry Ibrahim/INDOSPORT
Mohamed Sissoko tengah mengontrol bola. FOTO INDOSPORT/Herry Ibrahim. Copyright: Herry Ibrahim/INDOSPORTMohamed Sissoko tengah mengontrol bola. FOTO INDOSPORT/Herry Ibrahim.

The Guardian pun langsung melakukan protes ke Komdis, dan menyatakan Mitra Kukar bersalah dan kalah karena memainkan Sissoko. Keputusan bersalah itu pun langsung berpengaruh terhadap peta persaingan gelar juara antara PSM Makassar dan Bali United.

Oleh sebab itu, tak sedikit pemain, pelatih dan manajer klub yang mengkritik operator liga dalam hal ini adalah PT Liga Indonesia Baru, PSSI dan Komisi Disiplin.

Bahkan, diantaranya menyebut Liga 1 musimi ini seperti kompetisi sirkus dan dagelan. Berikut kritikan pedas sejumlah pelaku sepakbola tanah air:

Widodo Cahyono Putro (Pelatih Bali United)

“Saya tanya ke Mitra (Kukar). Mereka bilang tidak ada surat tambahan. Nah, kenapa di Mitra Kukar tidak ada dan di Bhayangkara justru ada? Kok bisa bisa begitu loh? Ini konspirasi. Pasti konspirasi.”

Haruna Soemitro (Manajer Madura Unitd)

"Sesuai namanya, kompetisi ini adalah Gojekan yang dalam bahasa Jawa artinya guyonan. Ternyata, hasil akhir pertandingan sepakbola tidak ditentukan melalui perjuangan di lapangan. Tapi, cukup di atas meja saja."

Umuh Muchtar (Manajer Persib Bandung)

"Gol kami dianulir (melawan Persija). Padahal jelas-jelas murni. Tapi ketika kami ada pelanggaran sedikit saja langsung diganjar penalti dan kartu merah. Ini ada apa, ini aneh."

Irafan Bachdim (Bali United)

"Saya tidak mau main untuk PSSI kalau keputusan mereka (Komdis) seperti ini (terkait kemenangan WO Bhayangkara atas Mitra Kukar."

Shane Smeltz (Borneo FC)

"Ini pertama kali saya melihat keputusan yang tidak bagus (terkait perubahan jadwal bertanding). Sebelumnya saya pernah bermain di beberapa liga dan tidak pernah mendapati keputusan seperti ini." 

Ramdani Lestaluhu (Persija)

"Kok aneh ya juaranya, apa cuma persaan (saya) aja?."

Iwan Setiawan (Pelatih Borneo FC)

"Mengenai wasit-wasit asing, kalian boleh lihat beberapa pertandingan wasit asing sudah dapat komplain. Terus ketika protes karena tidak puas dengan kepemimpinan wasit asing, malah disanksi seperti pelatih PSM. Jadi sama, bohong semua sepakbola Indonesia."

Sylvano Comvalius (Bali United)

"Jadi, selamat datang di (liga) sirkus. Siapa yang ingin melihat keajaiban? Apapun yang terjadi, kita harus bangga pada musim ini."

Hamka Hamzah (PSM Makassar)

"Wooowwww (kemenangan WO Bhayangkara atas Mitra Kukar)... Trus Duel PSM vs BALI kalian anggap apa PT LiB uji coba? Bahkan Kami dengan Bali memperlihatkan pertandingan yg begitu ngotot untuk mengejar gelar."