Liga 2

Cerita Rabiul Adawiyah, Gadis Tomboy Pencinta PSMS Medan

Senin, 20 November 2017 11:52 WIB
Penulis: Alfia Nurul Fadilla | Editor: Joko Sedayu
© Intagram@rabbiul14_1950
Rabiul Adawiyah, supporter wanita PSM Medan Copyright: © Intagram@rabbiul14_1950
Rabiul Adawiyah, supporter wanita PSM Medan

Rabiul Adawiyah adalah gadis tomboy asli Medan yang sudah menyukai PSMS Medan sejak tahun 2011 ini tak rela jika timnya tak lolos Liga 1. Rabiul yakin PSMS akan tembus ke Liga 1 dengan kerja keras para pemain.

Menyukai PSMS sejak lama membuatnya tak bisa diam jika tak pergi mendukung langsung tim kesayangannya ini ke stadion. Bermula dari sang ayah yang mengenalkan PSMS, gadis kelahiran Belawan, 14 Juni 1996 ini tak bisa move on dari tim yang berjuluk Ayam Kinantan ini.

Gadis yang berkuliah di Universitas Muhammadiyah Medan ini juga merupakan anggota dari PSMS Fans Club (PFC).  Kecintaannya pada PSMS sudah tak diragukan lagi. Ketika ditanya komentarnya soal PSMS yang selangkah lagi akan lolos Liga 1, ia menjawab jika timnya melawan Real Madrid pun Rabiul yakin PSMS akan menang.

"Kalo ditanya seberapa besar, ya besar banget. PSMS adalah cinta saya, gakbisa diungkapkan dengan kata-kata, cukup dengan tindakan saya mencintai PSMS," ujar Robiul dalam wawancara dengan INDOSPORT lewat pesan singkat (20/11/17).

"Namanya yang bermain cinta saya, siapapun lawannya bahkan Real Madrid sekalipun saya optimis 100 persen menang. Masalah layak masuk Liga 1 saya bilang layak, saya percaya pada pemain PSMS karena sebuah kesuksesan suatu cinta itu berawal dari kepercayaan," tambahnya.

 

Jika bukan karena PSMS MEDAN, kami tidak akan mencintai liga busuk di negri ini 😈 PSMS TILL I DIE

A post shared by Rabbiul adawiyah (@rabbiul14_1950) on

 

Sesakit nya di putusin pacar lebih sakit lagi psms ku kalah 😢 emg dimanamana pecah perawan itu sakitya 😂 tak pernah lelah mengawal mu kebanggan #psmsfansclub #sahiki

A post shared by Rabbiul adawiyah (@rabbiul14_1950) on

Mahasiswi semester 7 jurusan pendidikan Bahasa Inggris itu memfavoritkan kiper PSMS, Abdul Rohim. Sejak ditinggal Nata Chech, Abdul Rohim lah yang dia idolakan. Menurutnya, kiper itu adalah sang penyelamat sebuah tim. Ia juga menceritakan pengalamannya ketika bergabung dengan para suporter PSMS yang lain.

"Pengalaman yang berkesan banyak, dari mulai mengenal apa artinya kekeluargaan, makan sebungkus bagi rame-rame. Ah banyaklah intinya saya bahagia didalam dunia suporter," kenangnya.

Saat dirinya dan teman-temannya akan menuju Banda Aceh untuk menonton partai away PSMS, ia rela duduk semobil bersebelas demi menonton tim kesayangannya itu. Sampai pernah ditegur petugas akibat kelakuannya.

Saat ditanya tiga kata yang menggambarkan PSMS, ia menjawab "Bangkit, Besar dan Berjayalah."

194